Salah satu jenis anggrek yang terdapat di Orchidarium Kebun Raya Balikpapan (KRB). (dok: hlm/katakaltim)

3 Tahun Eksplorasi Hutan Kalimantan, KRB berhasil Kumpulkan Ratusan Spesies Anggrek di Orchidarium

Penulis : Hilman
15 February 2025
Font +
Font -

BALIKPAPAN - Orchidarium atau taman yang dikhususkan bagi tanaman anggrek yang dibuat menyerupai habitat aslinya pada Kabun Raya Balikpapan (KRB), terus berupaya mengumpulkan koleksi anggrek endemic Kalimantan, selama 3 tahun belakangan, mulai tahun 2022 hingga 2024.

Keberadaan Orchidarium mendapat dukungan pembangunan sarana dan pendanaan kegiatan  untuk eksplorasi ke hutan-hutan di Kalimantan guna mencari anggrek alam dari Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan DLH Balikpapan, Lukman Riyadi mengatakan, Orchidarium KRB ini menyimpan dan mebudidayakan anggrek sebagai koleksi. Dimana jumlah cukup signifikan banyak.

“Tahun 2022 lalu, kita hanya 133 jenis dan sekarang setelah eksplorasi bisa mengumpulkan 205 spesies. Semuanya merupakan spesies anggrek yang berada di Kalimantan, mulai dari Kaltara, Kaltim, dan Kalsel,” ujarnya, Sabtu 15 Februari 2025.

Dalam upaya memperkaya koleksi spesies anggrek KRB, pihaknya melakukan penjelajahan ke sejumlah hutan lindung yang ada di Kalimantan selama tiga tahun.

Baca Juga: Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Cokorda Ratih Kusuma. (aset: hilman/katakaltim)Disporapar Balikpapan Bakal Tingkatkan Pengamanan Pantai Segara Sari Manggar Jelang Nataru 2025

“Kita akan lebih banyak lagi melakukan eksplorasi ke hutan-hutan lindung d Kalimantan yang dikenal sangat tinggi jumlah spesies anggreknya,” ungkapnya.

Lukman menambahkan, lokasi spesies anggrek yang cukup tinggi jumlahnya dan bisa di eksplorasi diantaranya di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), Taman Nasional Kutai, Desa Temula Sendawar, Gunung Halat Perbatasan Kaltim-Kalsel.

Kemudian di Kalsel ada di Hutan Lindung Batu Kumpai Tabalong, Loksado Hulu Sungai Tengah, Air Terjun Lano Kalsel, Taman Hutan Raya Sultan Adam, Banjarbaru, dan sebagainya.

Dikatakannya, di Pulau Kalimantan sendiri, diperkirakan ada sebanyak 1.700 spesies anggrek endemic asli Indonesia. Dan saat ini KBR sudah mengumpulkan sebanyak 205 spesies.

“Ini  pekerjaan rumah kami untuk kembali  mencari sebanyak 1.500 jenis anggrek yang belum dapat,” ungkapnya.

Kedepan, lanjutnya, akan  semakin banyak perusahaan swasta yang juga bisa membantu untuk proses eksplorasi angrek untuk melengkapi koleksi KRB. Dimana eksplorasi bisa dilakukan di Kalsel, Kalbar dan Kalteng.

“Hutan-hutan di Pulau Kalimantan ini masih bagus dan alami dan pastinya sangat banyak spesies anggreknya,” tukasnya.

Menurut Lukman, semakin terjaga hutan-hutan di Kalimantan, maka keanekaragaman floranya juga terjaga secara alami, dan anggrek spesies endemik pasti sangat banyak.

“Ini, terbukti ketika kami menjelajah 9 lokasi saja bisa mendapatkan beberapa jenis baru, nah apalagi jika bisa eksplorasi lebih jauh lagi, tentunya akan semakin banyak yang bisa di dapat,” terangnya.

Dalam melaksanakan ekplorasi ini, Lukman menjelaskan, Tim KRB harus menginap di dalam hutan pedalaman Kalimantan, bahkan sampai   manjat-manjat pohon untuk mencari spesies anggrek baru.

“Tanaman angrek ini tumbuhnya diatas pohon, sehingga harus dipanjat untuk mengambilnya,” ungkapnya.

Diakuinya, ada tingkat kesulitan tersendiri dalam eksplorasi karena pihaknya menargetkan minimal 3-4 kali dalam setahun untuk melaksanakan  kegiatan.

“Kehadiran orchidarium membuat semangat konservasi kami juga semakin tinggi,” paparnya.

Ia mengatakan, selama tiga tahun ini terjadi perubahan yang  signifikan perubahan KRB. Terutama dari sisi kualitas spesies dan kegiatan konservasi.

Dijelaskannya, untuk habitat alami anggrek memang di pohon, jadi area yang dipilih untuk Orchidarium KRB harus memiliki udara dan paling lembab di Kebun Raya Balikpapan.

“Ada sungai, tutupan pohonnya rapat, sehingga ada uap air dari  embun-embun di pagi hari. Kemudian air yang menempel di daun-daun  sehingga mampu menjaga kelembabannya dan ini cukup untuk membuar angrek bisa hidup.  Jadi tidak perlu seperti di rumah yang harus menyiram,” jelasnya.

Tanaman Anggrek, katanya, bukan benalu yang hidup di pohon yang menyebabkan matinya pohon, namun angrek hanya menumpang hidup di pohon.

“Angrek hanta menumpang di pohon dan batu karena suka dingin, Seperti KBR ini, anggrek menempel di pohon Meranti dan Ulin,” jelasnya.

Orchidarium KBR juga terbuka ketika kolektor angrek yang ingin menghibahkan anggrek.

“Kami menampung semua jenis anggrek dari spesies maupun hibrid,” tutupnya. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >