Paslon kepala daerah Kota Bontang Sutomo Jabir dan Nasrullah saat menjawab kebijakan apa akan dikeluarkannya ihwal penyandang disabilitas. (aset: tangkapan layar/youtube KPU Bontang)

5 Program Konkret Sutomo Jabir Menyangkut Penyandang Disabilitas di Kota Bontang

Penulis : Agu
20 November 2024
Font +
Font -

SAMARINDA — Calon Wali Kota Bontang Sutomo Jabir memaparkan 5 program konkret untuk meningkatkan Kota Bontang jadi ramah anak dan ramah penyandang disabilitas.

5 program itu ia nyatakan saat menjawab pertanyaan panelis terkait ratusan penyandang disabilitas di Kota Bontang yang mengalami kendala dalam mengakses fasilitas publik.

“Kami akan berlaku adil kepada para penyandang disabilitas,” ucap politisi PKB itu dalam debat publik kedua di Kota Samarinda, Rabu (20/11/2024) sore.

Baca Juga: Paslon kepala daerah Bontang nomor urut 3 Neni Moerniaeni dan Agus Haris dalam debat publik kedua di Kota Samarinda (aset: tangkapan layar/youtube KPU Bontang)Tanggapan Paslon 4 Mengenai Kebijakan Ramah Anak dan Difabel di Kota Bontang

5 rencana kebijakan yang akan ditelurkan Sutomo Jabir jika ia terpilih antara lain:

Baca Juga: Kepala BPDB Kota Bontang, Usman dalam rapat konsultasi publik terkait Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Bontang tentang Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas (aset: katakaltim.com)Tanggapi Sikap Kabag Hukum Pemkot Bontang, Usman Tanya Adakah Difabel yang Kerja di DPRD?

Pertama, kebijakan pro terhadap disabilitas. Yaitu penyediaan dan pembenahan fasilitas untuk menampung sarana yang mendukung.

Kedua, aksesibilitas fisik. Sutomo mencontohkan bahwa salah satu kebijakan ramah disabilitas misalnya parkir khusus, kemudian ruang tunggu (kursi khusus).

“Lalu jalan dengan kemiringan tertentu dan sebagainya,” ucapnya.

Ketiga, akses informasi. Bagaimana mereka mendapatkan peluang informasi yang sama.
Setidaknya, kata Sutomo, disediakan layanan call center, selain untuk menelepon, mereka juga diberikan fasilitas chatting.

“Kemudian diberikan fasilitas video call dan sebagainya,” ucapnya.

Keempat, akses SDM. Bukan hanya kepada disabilitasnya, tetapi para pegawai di kantor memberikan pelayanan yang ramah.

“Minimal gestur disabilitas mereka bisa pahami. Kita berikan pendidikan kepada tenaga kita untuk bisa membaca karakter penyandang disabilitas,” terangnya.

Kelima, perhatian dalam bentuk bimbingan. “Kita berikan pendampingan kepada mereka untuk mengerahkan potensi bakat dan minat. Karena banyak juga disabilitas kita yang punya potensi luar biasa,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -