Upacara Hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Kutai Timur ke-25, dihadiri Pj Gubernur Akmal Malik, Sabtu (12/10). (aset: ainun/katakaltim)

25 Tahun Kutai Timur, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Harap Kutim Semakin Dewasa dan Maju

Penulis : Redaksi
12 October 2024
Font +
Font -

KUTIM - Hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Kutai Timur ke-25 dinilai Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik sebagai momentum evaluasi dan introspeksi dalam memajukan daerah.


"25 tahun Kutai Timur semoga jauh lebih baik. Kami berharap Kutim semakin dewasa dan maju," ujar Akmal Malik, usai menjadi inspektur upacara HUT ke-25 Kabupaten Kutim di Sangatta, Sabtu (12/9).

Menurutnya perayaan ulang tahun harus menjadi momen musahabah terkait pencapaian yang telah diraih dalam kurun 25 tahun Kutai Timur berdiri.

Ia menekankan peringatan hari ulang tahun merupakan momentum muhasabah, untuk menilai dalam 25 tahun apa yang telah dicapai.

Baca Juga: Bapaslon kepala daerah Kota Bontang, Neni Moerniaeni dan Agus Haris (aset: agu/katakaltim)Dukung Pecinta Balap, Neni-Agus Janji akan Buat Sirkuit Ukuran 15 Hektar di Kota Bontang

"Ini kan baru umur 25, ketika perjalanannya tidak sesuai maka dampaknya akan negatif, tapi jika tujuan perjalanannya bagus maka akan positif. Silahkan dinilai dengan perencanaan-perencanaan yang telah dibangun," ujarnya.

Dia juga menekankan, evaluasi dan Introspeksi tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah saja, namun juga seluruh masyarakat Kutim harus ikut andil memikirkan masa depan Kabupaten Kutai Timur kedepan.

Sementara itu, Pjs Bupati Kutim Agus Hari Kesuma menyebutkan pada usianya ke 25 tahun, Pemkab Kutim berhasil meraih 32 penghargaan dalam berbagai urusan pembangunan, yang terbagi atas 11 tingkat nasional dan 21 penghargaan tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

"Dibalik capaian keberhasilan itu, Kutai Timur masih dihadapkan beberapa isu penting dalam pembangunan. Seperti beberapa ruas jalan yang masih rusak, penataan pemukiman, hingga drainase perkotaan," kata Hari dengan bangga.

Meski, terdapat beberapa sektor yang belum optimal seperti pelayanan kesehatan khususnya di beberapa kecamatan, terbatasnya sarana pendukung telekomunikasi, hilirisasi produk pertanian yang belum optimal, hingga peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang belum signifikan.

"Kami menyadari isu-isu penting itu, memerlukan komitmen dan kerjasama yang kuat dari seluruh pemangku kebijakan. Terutama dalam penyusunan dan pelaksanaan strategi yang efektif dalam menghadapi permasalahan," tandasnya. (*)

Font +
Font -