BONTANG — Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bontang Munawwar menyampaikan tantangan yang kini dihadapi Kota Bontang, selain masalah pelayanan pemerintahan, juga adalah persoalan stunting.
Hal itu dinyatakan Munawwar pada rapat paripurna (Rapur) ke-7 masa sidang 1 dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-25 Kota Bontang, Sabtu (12/10/2024) yang berlangsung di ruang paripurna DPRD denan tajuk “Mendayung Bersama untuk Bontang Hebat dan Beradab”.
Baca Juga: ‘Bontang Animal Fest 2024’ Resmi Ditutup, Pemkot Sampaikan Pesan Keanekaragaman Hayati
Munawwar mengatakan, kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) mumpuni sangat penting dalam menyelesaikan masalah stunting di Kota Taman ini.
Baca Juga: Pjs Wali Kota Bontang Munawwar Sambut Bawaslu, Bicarakan Bimtek dan Netralitas ASN Jelang Pilkada
“Tantangan lainnya yang juga menjadi perhatian Kota Bontang adalah bagaimana mewujudkan SDM yang berkualitas, diantaranya menurunkan angka prevalensi stunting,” ucapnya.
Stunting, kata Munawwar, merupakan kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dari rerata anak seusianya yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.
Untuk itu perlu pelayanan maksimal untuk menurunkan angka ini. Mengingat Kota Bontang berada pada urutan pertama angka stunting tertinggi dari 10 kabupaten/kota se-Kalimantan Timur (Kaltim).
“(Penanganan) stunting menjadi penting karena berdampak pada kualitas SDM, dapat menyebabkan menurunnya kecerdasan, mengganggu tumbuh kembang anak dan kematian,” tandasnya.
Dirinya mengimbau agar segenap pihak agar terlibat dalam menyelesaikan problem tersebut. Kata dia, tanpa kolaborasi semua stakeholder dan seluruh elemen masyarakat, maka tidak mungkin menuntaskan masalah kesehatan ini.
“Untuk itu, kami menghimbau kepada seluruh stakeholders untuk bersama-sama mencegah dan menyelesaikan permasalahan stunting ini,” jelasnya.
Diketahui kasus stunting di Kota Bontang memasuki semester kedua makin memburuk. Setelah sempat turun menjadi 18 persen pada Juli lalu. Tingkat prevalansi stunting kembali meningkat menjadi 20,6 persen sesuai data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Agustus 2024. (Adv)