BONTANG — Pasangan calon kepala daerah Kota Bontang Neni Moerniaeni dan Agus Haris menegaskan komitmennya berdayakan pemuda Kota Bontang.
Pasangan dengan tagline “Berbenah” itu mengaku khawatir akan tingginya angka pengangguran yang selama ini menjadi momok bagi pemuda Kota Bontang.
Baca Juga: Legislator Bontang Agus Haris Geram Tanah Dijual 10 Ribu Seperti Jual Kacang
Apalagi, tak dapat disangkal pengangguran di Kota Bontang tertinggi dari 10 kabupaten/kota se-Kaltimantan Timur (Kaltim).
Dia menilai situasi ini sangat ironis. Alsannya, Kota Bontang punya APBD tinggi. Terlebih diapit perusahan-perusahaan besar.
“Tapi masih banyak masyarakat kita, anak muda kita yang pengangguran, berarti ini kan ada distorsi,” ucapnya kepada katakaltim, Minggu (13/10/2024) lalu.
Menurutnya, salah satu upaya mengatasi masalah pengangguran ini yaitu kran investasi harus dibuka selebar-lebarnya.
Neni mencontohkan di masa kepemimpinanya, Pemkot Bontang bersaing dengan Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim) untuk membangun pabrik minyak goreng PT Energi Unggul Persada (EUP).
"Dulu maunya di Maloy, tapi saya bilang sudahlah di Bontang saja, Insya Allah saya jamin keamanannya. Dan Alhamdulillah mereka tertarik, berapa triliun tuh investasinya," ucap Neni.
Terbukanya pabrik tersebut, kata Neni, mampu menyerap ribuan tenaga kerja dan tentu saja mengurangi angka pengangguran di Kota Bontang.
“Dan Insya Allah pabrik ini akan hidup terus, karena sumber dayanya dapat diperbaharui (renewable resources). Kan kalau sawit tanam kembali kan," tukasnya.
Neni menambahkan, kawasan industri di Bontang Lestari yang telah ia sepakati menjadi kawasan peruntukan industri, sebenarnya untuk kilang minyak (refinery), namun kini tidak terealisasi.
"Padahal sudah ada Perpres, tapi gagal. Coba bayangkan, yang ada kita tidak bisa membuat kilang minyak, ini kan harus dibenahi," ungkapnya.
Neni semangat betul ingin membangun kilang minyak karena kebutuhan minyak di Indonesia setiap hari bisa mencapai 1,5 hingga 1,7 juta barel.
Sementara produksi minya di Indonesia hanya mencapai 600 hingga 700 ribu barel per hari. Angka ini menunjukkan Indonesia masih butuh impor minyak.
“Saat ini minyak yang dihasilkan hanya 700 ribu Barel, sementara kebutuhan Indonesia tiap harinya 1,7 juta Barel, artinya kita masih mengimpor," ungkapnya.
Padahal, masih kata Neni, jika ini berhasil maka tentu saja dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal, khususnya bagi para pemuda.
Lebih jauh, selain mempersiapkan Bontang jadi daerah ramah investasi, Neni juga ingin atasi problem pengangguran dengan memberikan pelatihan bagi pemuda secara maksimal.
"Tentunya anak-anak muda ini harus maksimal. Nanti kita akan upayakan ada sertifikasi dan pemagangan bekerjasama dengan perusahaan," terangnya.
Dengan sertifikasi tersebut, tidak menghalangi potensi pemuda Bontang untuk berkarir, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Sudah ada beberapa anak-anak kita yang diberlakukan seperti itu di zaman pak Sofyan menjadi Wali Kota. Dan ini yang mau kita lancarkan bagi siapa pun pemuda kita," tukasnya. (*)