BONTANG — Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Pendapatan Daerah Kota Bontang di tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Kenyataan itu berdasarkan data yang disajikan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang kepada katakaltim saat ditemui di ruangannya, Selasa (12/11/2024) kemarin.
Baca Juga: Juara 1 LCC di Gelaran High School Tax Olympic 2024, Begini Tips Belajar SMKN 1 Bontang
Data tersebut menunjukkan sejak tahun 2021 hingga 2024 PAD secara umum mengalami peningkatan. Pun demikian, secara proporsi terhadap Pendapatan Daerah mengalami penurunan.
Baca Juga: Ada yang Baru Untuk Peningkatakan Layanan Kesehatan Warga Kota Bontang
Pada tahun 2021, realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp1,206 triliun, sedangkan realisasi PAD berjumlah Rp245 miliar. Sehingga proporsi PAD terhadap pendapatan daerah mencapai 20,4 persen.
Tahun 2022, realisasi Pendapatan Daerah mencapai angka 1,797 triliun, dan realisasi PAD berjumlah Rp231 miliar. Dari situ menghasilkan proporsi PAD terhadap pendapatan daerah sebesar 12,9 persen.
Tahun 2023, realisasi Pendapatan Daerah berada di angka 2,448 miliar, dengan realisasi PAD berjumlah Rp264 miliar, sehingga proporsi PAD terhadap pendapatan daerah hanya mencapai 10,8 persen.
Untuk tahun 2024 per Oktober, realisasi Pendapatan Daerah berada di angka Rp2,780 triliun, sedangkan realisasi PAD berjumlah Rp296 miliar, proporsi PAD terhadap pendapatan daerah hanya mencapai angka 10,8 persen.
Namun hasil tahun 2024 ini masih angka sementara dari hasil perhitungan akhir.
Menurut Kepala Bapenda Bontang, Syahruddin, hal ini disebabkan peningkatan signifikan pada pendapatan transfer melalui pos dana bagi hasil setelah berlakunya Undang-undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD).
"Dengan naiknya dana transfer memang menyebabkan proporsi PAD secara keseluruhan mengalami penurunan. Karena transfer meningkat signifikan, PAD meningkat tapi lebih kecil dari dana transfer," ucapnya. (*)