Ilustrasi Brain Rot. (aset: olenchic/pixabay)

Kata ‘Brain Rot' Jadi Word of The Year 2024, Kejatuhan Intelektual Akibat Konten Remeh Temeh

Penulis : Redaksi
7 December 2024
Font +
Font -

Katakaltim — Istilah 'brain rot' dipilih sebagai Word of The Year 2024. Oxford University Press menyebut brain rot dipilih sebagai kata tahun Ini setelah memperoleh suara dari 37 ribu orang.

Presiden Oxford Languages, Casper Grathwohl mengatakan istilah brain rot diadopsi oleh gen-Z dan gen-alpha.

Masyarakat dari kategori usia ini memang yang berperan atas penggunaan dan pembuatan konten digital yang memuat istilah-istilah tersebut.

Baik gen-Z atau gen-alpha memperkuat ekspresi tersebut melalui media sosial.

Apa Sebenarnya Brain Rot Itu?

Oxford University Press menjelaskan, penyakit busuk otak adalah kemerosotan pada kondisi mental atau intelektual seseorang.

Terutama sebagai akibat dari konsumsi materi yang remeh dan tidak menantang secara berlebihan, yang sekarang terutama merupakan konten yang berani.

Para ahli dari Oxford mencermati bahwa penyakit busuk otak mendapat perhatian pada tahun ini sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran atas dampak mengonsumsi konten berani berkualitas rendah dalam jumlah berlebihan, terutama di media sosial.

Istilah ini meningkatkan frekuensi penggunaan sebesar 230% antara tahun 2023 dan 2024.

Asal Usul Istilah Brain Rot

Penggunaan pertama istilah brain rot yang tercatat ditemukan pada tahun 1854 dalam buku Walden karya Henry David Thoreau. Buku ini berisi laporan Thoreau dalam menjalani gaya hidup sederhana di alam.

Sebagai bagian dari kesimpulannya, Thoreau mengkritik kecenderungan masyarakat untuk menegaskan nilai ide-ide yang kompleks atau ide-ide yang dapat dikonversi dengan berbagai cara, demi ide-ide yang sederhana.

Ia melihat hal ini sebagai indikasi penurunan umum dalam upaya mental dan intelektual.

"Ketika Inggris berusaha mengatasi peradangan kentang, bukankah ada upaya untuk menyembuhkan peradangan otak - yang menyebar jauh lebih luas dan fatal?" ungkap Thoreau.

Istilah brain rot memiliki makna baru di era digital, khususnya selama 12 bulan terakhir. Istilah ini awalnya populer di platform media sosial, terutama di TikTok di kalangan komunitas gen-Z dan gen-alpha.

Jika melihat kembali Oxford Word of the Year selama dua dekade terakhir, kata Grathwohl, Anda dapat melihat semakin besarnya perhatian terhadap masyarakat bagaimana kehidupan virtual berevolusi.

“Bagaimana budaya internet merasuki begitu banyak jati diri kita dan apa yang kita bicarakan. Pemenang kata tahun lalu, 'rizz ', adalah contoh menarik tentang bagaimana bahasa semakin terbentuk, dibentuk, dan disebarluaskan dalam komunitas bold,” jelasnya.

‘Brain rot' berbicara tentang salah satu bahaya yang dirasakan dalam kehidupan virtual, dan bagaimana masyarakat menggunakan waktu luangnya.

“Rasanya seperti babak baru yang tepat dalam percakapan budaya tentang kemanusiaan dan teknologi,” ucapnya.

“Tidak mengherankan bahwa begitu banyak pemilih yang menerima istilah tersebut, mendukungnya sebagai pilihan kata tahun ini," imbuhnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >