Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana menerima penghargaan OPCC Tahun 2024 dari World Wide Fund for Nature (WWF) dalam rangkaian City Leaders Talk: Southeast Asian Cities’ Commitment to the Paris Agreement dalam Forum WWF Eco Echo: Untuk Indonesia di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta. (aset: hilman/katakaltim.com)

Kota Balikpapan Raih Penghargaan One Planet City Challenge 2024

Penulis : Hilman
7 December 2024
Font +
Font -

BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan menerima penghargaan One Planet City Challenge (OPCC) Tahun 2024 dari World Wide Fund for Nature (WWF).

Sebuah inisiatif yang mendorong pembangunan kota berkelanjutan sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius.

Penghargaan itu diterima langsung Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana yang mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.

Baca Juga: Pjs Wali Kota Balikpapan Ahmad Muzakkir, didampingi Kepala DP3AKB Heria Prisni serta Kepala Disdikbud Kota Balikpapan turun langsung mengunjungi SMPN 1 Balikpapan Kota melihat kegiatan pembelajaran di luar kelas. (Aset: hilman/katakaltim)Ribuan Pelajar se-Kota Balikpapan Belajar di Luar Kelas dalam Rangka Peringatan Hari Anak

Penghargaan diterima dalam rangkaian City Leaders Talk: Southeast Asian Cities’ Commitment to the Paris Agreement dalam Forum WWF Eco Echo: Untuk Indonesia di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta, Kamis (5/12/2024) lalu.

Baca Juga: Salah satu upaya dalam menciptakan Kota Balikpapan sebagai Kota Hijau melalui Bank Sampah yang merupakan bagian dari Gerakan Clean, Green dan Healthy (CGH), Senin (21/10/2024). (aset: hilman/katakaltim)DLH Balikpapan Minta Peran Aktif Warga Wujudkan Kota Hijau

“Kota Balikpapan jadi salah satu National Finalist dari 359 kota di tingkat global dengan 48 negara yang ikut serta,” ujar Sudirman Djayaleksana kepada katakaltim, Sabtu (7/12/2024).

Program OPCC ini dikampanyekan sepanjang Oktober 2024 lalu. Selain Kota Balikpapan dalam rangkaian kegiatan ini Kota Ponorogo dan Kota Pontianak juga menjadi finalis.

“Kota Balikpapan di Adia berada diperingkat 7 dan peringkat 9 untuk dunia,” jelasnya.

Sudirman menambahkan, penghargaan ini sebuah inisiatif mendorong pembangunan kota berkelanjutan.

Sesuai dengan tujuan perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius.

Dimana penilaian ini berdasarkan pelaporan upaya aksi mitigasi dan adaptasi yang dilakukan Pemkot Balikpapan setiap tahunnya melalui platform Internasional Carbon Disclosure Project (CDP).

“Terima kasih kepada semua pihak yang terus berkontribusi mewujudkan Balikpapan sebagai kota yang peduli lingkungan. Mari terus bersama menjaga bumi kita tercinta,” pintanya.

Sudirman menjelaskan, Kota Balikpapan dipilih karena dapat mengimplementasikan visi yang jelas dalam penanganan perubahan iklim.

Termasuk memiliki rencana strategis yang baik pada mitigasi bencana, apalagi lokasi Balikpapan yang berada di daerah pesisir.

“Salah satunya upaya penanganan sampah pesisir di Kota Balikpapan. Jika tidak dibersihkan petugas, bisa menghasilkan sampah pesisir 360 ton setahun,” ungkapnya.

Kota Balikpapan juga mempunyai inovasi yang baik dalam hal pemanfaatan gas metan yang ada di TPA Manggar.

Sehingga mencegah pencemaran udara dan menciptakan lingkungan yang bersih.

“Pengelolaan gas metan ini bisa dirasakan warga yang bermukim di sekitar TPA Sampah Manggar. Sehingga tidak perlu memakai elpiji yang harganya cukup tinggi,” katanya.

OPCC telah diikuti 359 kota lebih dari 48 negara di dunia. WWF sendiri merupakan sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >