Dibaca
30
kali
Anggota DPRD Kaltim Syarifatul Sya’diah. (aset: ji/katakaltim.com)

Legislator Kaltim Minta Ada Terobosan Baru Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan

Penulis : Redaksi
10 December 2024
Font +
Font -

KALTIM — Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, dorong pemerintah menciptakan inovasi baru dalam kebijakannya.

Terobosan baru sangat dibutuhkan menjawab tantangan masyarakat di sektor kesehatan.

Dia menyarankan tak perlu malu mencontoh pelayanan kesehatan di daerah lain. Selama tidak menyalahi aturan.

Baca Juga: Aliansi Mahasiswa Kalimantan Timur Menggugat (Mahakam) kembali menggeruduk Kantor DPRD Kaltim untuk menyampaikan penolakan revisi UU No.34 Tahun 2004 tentang RUU TNI, Jumat 21 Maret 2025. (Dok: ali/katakaltim)Tolak RUU TNI, Aliansi Mahakam Geruduk Kantor DPRD Kaltim

“Berbagai upaya perbaikan pelayanan sangat diharapkan oleh masyarakat. Jika bisa membuat terobosan baru sendiri, tentu malah lebih baik lagi,” ungkapnya kepada katakaltim, Senin (09/12/2024).

Baca Juga: Paslon Isran-Hadi dalam debat Publik Pertama Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim di Samarinda. (aset: ss/TVRI kaltim)24,86 Persen Warga Kaltim Belum Punya Rumah Sendiri, Rudi Minta Penjelasan, Isran Singgung Keluarga Korupsi

Lebih jauh dia meminta pemerintah memprioritaskan pelayanan kepada kelompok rentan seperti lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil.

Menurutnya, pelayanan khusus bagi mereka dapat diwujudkan melalui berbagai sarana, seperti Posyandu, Integrasi Layanan Primer (ILP), edukasi kesehatan, serta Poliklinik Geriatri Terpadu.

“Termasuk sarana dan prasarana ramah lanjut usia,” ujarnya.

Karena, dia sangat menyayangkan situasi di mana lansia, ibu hamil, dan anak-anak harus menunggu lama mendapatkan pelayanan kesehatan.

Terlebih jika ditambah dengan proses administrasi yang rumit.

“Sehingga penerapan layanan khusus merupakan solusi agar meringankan dan memudahkan lansia, anak-anak, dan ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Sebagai upaya lanjutan, Politisi Golkar ini juga mendorong pemerintah mencontoh daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu menerapkan pelayanan serupa.

“Dengan begitu dapat dipelajari pula seperti apa standar operasionalnya serta kendala-kendala yang mungkin dihadapi,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >