Anggota DPRD Kaltim Syarifatul Sya’diah. (aset: ji/katakaltim.com)

Legislator Kaltim Minta Ada Terobosan Baru Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan

Penulis : Redaksi
10 December 2024
Font +
Font -

KALTIM — Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, dorong pemerintah menciptakan inovasi baru dalam kebijakannya.

Terobosan baru sangat dibutuhkan menjawab tantangan masyarakat di sektor kesehatan.

Dia menyarankan tak perlu malu mencontoh pelayanan kesehatan di daerah lain. Selama tidak menyalahi aturan.

Baca Juga: Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud saat ditemui setelah menggelar rapat paripurna di kantor DPRD Kaltim, Karang Paci, Samarinda, Rabu 8 Januari 2025 (dok: galang/katakaltim.com)Program Pendidikan Gratis Pol Rudy Mas’ud, Hamas: Kewajiban Provinsi Hanya SMA dan Setingkatnya

“Berbagai upaya perbaikan pelayanan sangat diharapkan oleh masyarakat. Jika bisa membuat terobosan baru sendiri, tentu malah lebih baik lagi,” ungkapnya kepada katakaltim, Senin (09/12/2024).

Baca Juga: Pemerintah Matangkan Rencana Pembangunan IKN Nusantara dengan Hadirkan Jalur Transportasi Kereta Api (Foto : Suara)Tak Main-main, Pemerintah Matangkan Rencana Pembangunan IKN

Lebih jauh dia meminta pemerintah memprioritaskan pelayanan kepada kelompok rentan seperti lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil.

Menurutnya, pelayanan khusus bagi mereka dapat diwujudkan melalui berbagai sarana, seperti Posyandu, Integrasi Layanan Primer (ILP), edukasi kesehatan, serta Poliklinik Geriatri Terpadu.

“Termasuk sarana dan prasarana ramah lanjut usia,” ujarnya.

Karena, dia sangat menyayangkan situasi di mana lansia, ibu hamil, dan anak-anak harus menunggu lama mendapatkan pelayanan kesehatan.

Terlebih jika ditambah dengan proses administrasi yang rumit.

“Sehingga penerapan layanan khusus merupakan solusi agar meringankan dan memudahkan lansia, anak-anak, dan ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Sebagai upaya lanjutan, Politisi Golkar ini juga mendorong pemerintah mencontoh daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu menerapkan pelayanan serupa.

“Dengan begitu dapat dipelajari pula seperti apa standar operasionalnya serta kendala-kendala yang mungkin dihadapi,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -