Dibaca
29
kali
Anggota DPRD Kaltim Syarifatul Sya’diah. (aset: ji/katakaltim.com)

Legislator Kaltim Minta Ada Terobosan Baru Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan

Penulis : Redaksi
10 December 2024
Font +
Font -

KALTIM — Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, dorong pemerintah menciptakan inovasi baru dalam kebijakannya.

Terobosan baru sangat dibutuhkan menjawab tantangan masyarakat di sektor kesehatan.

Dia menyarankan tak perlu malu mencontoh pelayanan kesehatan di daerah lain. Selama tidak menyalahi aturan.

Baca Juga: Anggota DPRD Kaltim, Shemmy Permata Sari, menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di Kota Bontang, Jumat 15 November 2024. (aset: agu/katakaltim.com)Mengajarkan Cinta Tanah Air, Shemmy Permata Sari Sosialisasikan Wawasan Kebangsaan di Kota Bontang

“Berbagai upaya perbaikan pelayanan sangat diharapkan oleh masyarakat. Jika bisa membuat terobosan baru sendiri, tentu malah lebih baik lagi,” ungkapnya kepada katakaltim, Senin (09/12/2024).

Baca Juga: Ilustrasi penduduk miskin (foto:doorkeepers)Presentase Penduduk Miskin Tahun 2021-2023 Menurut BPS Kota Samarinda

Lebih jauh dia meminta pemerintah memprioritaskan pelayanan kepada kelompok rentan seperti lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil.

Menurutnya, pelayanan khusus bagi mereka dapat diwujudkan melalui berbagai sarana, seperti Posyandu, Integrasi Layanan Primer (ILP), edukasi kesehatan, serta Poliklinik Geriatri Terpadu.

“Termasuk sarana dan prasarana ramah lanjut usia,” ujarnya.

Karena, dia sangat menyayangkan situasi di mana lansia, ibu hamil, dan anak-anak harus menunggu lama mendapatkan pelayanan kesehatan.

Terlebih jika ditambah dengan proses administrasi yang rumit.

“Sehingga penerapan layanan khusus merupakan solusi agar meringankan dan memudahkan lansia, anak-anak, dan ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Sebagai upaya lanjutan, Politisi Golkar ini juga mendorong pemerintah mencontoh daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu menerapkan pelayanan serupa.

“Dengan begitu dapat dipelajari pula seperti apa standar operasionalnya serta kendala-kendala yang mungkin dihadapi,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >