Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Romadhony Putra saat ditemui di ruangannya, Selasa 7 Januari 2025 (dok: galang/katakaltim)

Ternyata Bukan Banjir, Wakil Rakyat Samarinda Menyebut Hanya Genangan Air

Penulis : Galang
10 January 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Romadhony Putra, mengatakan tingginya debit air di beberapa titik Kota Samarinda bukan lah fenomena banjir, tetapi genangan air.

Ia menilai bahwa banjir merupakan peristiwa yang mengakibatkan kerugian. Sementara yang kerap terjadi di Kota Tepian akhir-akhir ini hanya butuh perbaikan infrastruktur penunjang.

"Beda banjir dan genangan. Kalau banjir kan yang menimbulkan kerugian. Kalau cuma genangan seperti itu mungkin dilakukan perbaikan saja," ucapnya saat ditemui katakaltim di ruangannya, Selasa 7 Januari 2025 lalu.

Baca Juga: Calon Wali Kota Samarinda, Andi Harun menggelar kampanye terbuka di Jalan M Yamin, Gang 1, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Selasa (8/10/2024) malam. Diikuti ratusan warga RT 15 dan 16. (aset: puji/katakaltim)Kampanye di Gunung Kelua, Andi Harun Paparkan Kesuksesannya Pimpin Kota Samarinda

Dia menambahkan, Komisi III DPRD Samarinda sudah sempat meninjau lokasi rawan banjir. Melihat langsung progres pengerjaan proyek. Mereka menilai hasilnya sudah sesuai.

Baca Juga: Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, Wali Kota Samarinda Andi Harun, serta sejumlah kepala dinas dan pejabat lainnya, mengunjungi area terdampak banjir di Jalan Damanhuri II, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Sabtu 11 Januari 2025. (Dok: pemprovkaltim)Banjir Kerap Lumpuhkan Aktivitas Warga, Pemkot Samarinda Rencana Bangun Kolam Retensi

"Kami kemarin berkunjung ke proyek-proyek drainase seperti di jalan Agus Salim, Abu Salam, itu salah satu proyek Pemkot untuk meminimalisir banjir. Kami menemukan kerjanya bagus dan sudah selesai," ujarnya.

Lebih lanjut, Romadhony mengatakan penanganan banjir tidak bisa langsung diselesaikan begitu saja, harus secara bertahap.

Untuk itu dia meminta warga agar menunggu hasilnya dalam beberapa tahun ke depan di masa pemerintahan Andi Harun sebagai orang nomor wahid Kota Tepian ini.

"Kita tunggu saja lah langkah 5 tahun kedepan ini, Pemkot Samarinda untuk mengurangi genangan-genangan air," imbuhnya.

Romadhony juga menghimbau masyarakat agar tidak menghukumi pemerintah atas genangan-genangan yang ada.

Dia meminta masyarakat turut mengambil peran dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan tumpukan sampah di hulu sungai.

"Kita jangan menyalahkan pemerintah juga lah. Kita sebagai warga kalau buang sampah (sembarangan) itu pasti ada dampaknya," pungkasnya.

Diketahui, selama 2 tahun terakhir di masa kepemimpinan Andi Harun, pemerintah telah menggelontorkan anggaran Rp1 Triliun lebih untuk tangani puluhan hektar titik rawan banjir.

Data itu disajikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Samarinda, Hendra Kusuma.

"Untuk tahun 2023, total anggaran sebesar Rp 487.514.818.112, dan di tahun 2024 sebesar Rp 688.615.257.534," katanya saat dihubungi katakaltim, Kamis 9 Januari 2025.

Kata dia, Pemkot Samarinda untuk tahun 2023 hingga 2024 setidaknya telah menangani 35 hektar titik rawan banjir.

Dia menambahkan ternyata ada juga kendala yang ditemukan saat ingin menyelesaikan masalah ini.

Kendala utama misalnya konflik yang bersinggungan dengan masyarakat hingga hal-hal teknis saat melakukan perbaikan infrastruktur.

"Permasalahan sosial yang kerap bersinggungan dengan lahan dan bangunan milik warga serta utilitas seperti pemindahan pipa PDAM, tiang listrik dan telekomunikasi yang berada di jalur saluran drainase," terangnya. (*)

Font +
Font -