KUKAR — Anggota Komisi XII DPR RI Syafruddin menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak limbah yang dihasilkan oleh perusahaan Pertamina Hulu Sanga Sanga, Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar).
Sebab, menurutnya, limbah tersebut memengaruhi kehidupan petani dan nelayan di Kecamatan Muara Badak.
Dalam pernyataannya, Syafruddin mendesak pihak Pertamina memberikan perhatian dan pertanggungjawaban atas masalah ini.
Baca Juga: Versi Quick Count, Budisatrio Raih Suara Terbanyak di Pileg DPR RI Dapil Kaltim
“Masyarakat, terutama nelayan, berhak mendapatkan perlindungan atas hak mereka. Mereka memiliki keluarga yang bergantung pada pendapatan dari nelayan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Januari lalu.
Politisi PKB itu menjelaskan hilangnya pendapatan nelayan akan berdampak luas, termasuk kesulitan bagi anak-anak mereka melanjutkan pendidikan.
Mantan legislator Kaltim itu menekankan pentingnya pertemuan antara pihak Pertamina dengan masyarakat membahas dampak limbah tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa jika dampak yang ditimbulkan nyata dan konkret, Pertamina harus bertanggung jawab penuh terhadap masalah ini.
Kemudian, Syafruddin meminta perhatian khusus Direktur Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan bahkan Direktur Utama Pertamina, agar segera menyelesaikan masalah ini.
Ia juga mengimbau masyarakat nelayan Muara Badak untuk bersabar selama proses investigasi berlangsung.
Selanjutnya menyangkut regulasi, Syafruddin menyatakan perlunya pemeriksaan kembali terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dimiliki oleh perusahaan.
“Setiap perusahaan di sektor minyak dan gas harus memastikan tempat pembuangan limbahnya aman dan sesuai standar," tegasnya. (*)