KUKAR — Museum Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara, lebih dari sekadar gedung tua yang kokoh.
Berada di Jalan Diponegoro, bangunan eks-Istana Kesultanan Kutai Kartanegara ini menyimpan lebih dari 5.570 koleksi yang mencakup artefak bersejarah, abad ke-3 dan ke-4.
Koleksinya yang kaya, terbagi rapi dalam ruangan-ruangan tematik. Tentu saja menawarkan pengalaman edukatif yang luar biasa.
Baca Juga: Pengunjung Pantai Kenyamukan Tantang Calon Kepala Daerah Kutim Komitmen Kembangkan Destinasi Wisata
Ruangan prasejarah menampilkan artefak manusia purba dari goa-goa karst Kutai Timur, menjadi penghubung pada akar peradaban terdahulu.
Baca Juga: Polres Kukar Evakuasi Mayat Penumpang Asal Sulawesi Selatan
Ruangan kolonial memamerkan senjata-senjata kuno seperti meriam, pedang, dan pistol, serta koin dan tanda pangkat peninggalan masa penjajahan, memberikan gambaran nyata kehidupan di masa lalu.
Diorama-diorama yang hidup menggambarkan flora dan fauna Benua Etam serta kisah Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, pendiri Kerajaan Kutai, menghidupkan sejarah dengan visual yang menarik.
Keunikan Museum Mulawarman juga terlihat dari koleksi gamelan dan topeng Cirebon, bukti interaksi budaya antar wilayah.
Kemegahan singgasana dan tempat tidur Sultan Kutai di bagian depan museum begitu memukau.
Di ruang bawah tanah, koleksi keramik Cina dan Eropa dari berbagai dinasti menambah kekayaan koleksi museum ini.
Koleksi unggulan yang paling menarik perhatian pengunjung adalah benda-benda peninggalan Kesultanan Kutai, seperti replika ketopong dan mahkota Sultan, serta perhiasannya.
Lebih menakjubkan lagi, beberapa koleksi, seperti kipas perak, bokor pucuk, sumbul perak, dan pedianan perak, masih digunakan dalam perayaan Erau tahunan.
Jelas saja, Museum Mulawarman ini, menjadi jembatan sejarah untuk para pengunjung. Menampilkan masa lalu yang terus mendorong generasi masa depan agar selalu mencintai kearifan.
Sejarah
Mengutip museum.kemdikbud, Museum ini awalnya bernama Museum Kutai yang didirikan untuk memelihara benda peninggalan Kerajaan Kutai, dan merupakan bagian dari Pusat Kesenian dan Olahraga.
Museum Kutai diresmikan pada 25 November 1971 oleh Pangdam IX Mulawarman 50 Kertiyo dan Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie.
Pada 18 Februari 1976, Museum Kutai diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan oleh Gubernur Kaltim Brigadir Jenderal, Abdok Wahab Syahrani yang diterima Direktorat Jenderal Kebudayaan Prof. Ida Bagus Mantra atas nama Mendikbud.
Tahun 1979 Museum Kutai diganti nama menjadi Museum Negeri Mulawarman Provinsi Kaltim merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 093/0/1979 Tanggal 28 Mei 1979.
Terbuka Umum
Edukator UPTD Museum Mulawarman Mangir Titiantoro mengatakan museum ini merupakan pusat edukasi dan budaya.
Terbuka bagi masyarakat umum, dengan berbagai inovasi untuk meningkatkan pengalaman pengunjung.
Katanya, pada tahun 2025, Museum Mulawarman terus berbenah dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi koleksi dan pembaruan tata pamer.
Tidak hanya itu, peningkatan fasilitas seperti ruang istirahat, tempat kuliner, serta fasilitas ramah disabilitas, juga semakin ditingkatkan.
“Kami ingin memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung dan menjadikan museum sebagai tempat pembelajaran yang menarik,” ucapnya, mengutip portal Pemkab Kukar.
Berbagai program seperti pameran keliling, Sekolah Masuk Museum, dan kolaborasi dengan museum lain di tingkat lokal maupun nasional juga digelar secara rutin.
“Dengan pelaksanaan program tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah dan budaya lokal,” tuturnya.
Lebih jauh dia menyampaikan tantangan utama dalam pengelolaan Museum Mulawarman adalah mengubah pandangan masyarakat yang menganggap museum hanya sebagai tempat menyimpan barang kuno.
“Dengan segala macam upaya yang telah dilakukan, Museum Mulawarman berkomitmen menjadi ruang pembelajaran dinamis melalui berbagai inovasi dan program edukasi,” katanya.
“Dengan berbagai upaya ini, Museum Mulawarman bertekad menjadi pusat pelestarian sejarah dan budaya yang relevan bagi semua generasi,” sambung dia.
Diketahui, Museum Mulawarman buka setiap hari dari pukul 09.00 WITA hingga 16.00 WITA dengan tiket masuk Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa.
Diskon khusus pelajar hingga 50% juga ditawarkan untuk mendukung edukasi sejarah di kalangan siswa. (*)