BALIKPAPAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus berupaya menciptakan generasi muda peduli lingkungan melalui peningkatan kesadaran pelajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis wawasan lingkunga.
Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, strategi yang diterapkan ini sebagai bentuk komitmen Pemkot Balikpapan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan sejak dini kepada pelajar yang ada di Balikpapan.
“Sedini mungkin kita tanamka kepada anak-anak (pelajar), mudah-mudahan dia terbiasa dari kecil sampai besar nanti mengenai budaya lingkungan bersih,” ujarnya, Jumat (7/2/2025).
Baca Juga: DP3 Balikpapan Nyatakan Anggur Muscat Negatif Residu Pestisida
Dikatakannya, pemahaman yang diberikan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk ke depannya, terutama mengenai pentingnya menjaga dan merawat lingkungan agar tetap bersih.
Baca Juga: Warga Terganggu Asap Tebal Akibat Swabakar Batu Bara, Begini Tanggapan DLH Balikpapan
“Pembentukan budaya menjaga lingkungan tetap bersih ini, hasilnya mungkin tidak besok, tapi 5 tahun atau 10 tahun ke depan,” jelasnya.
Sudirman mengatakan, dalam penerapan strategi meningkatkan kesadaran kepada para pelajar setiap sekolah di Balikpapan, pihaknya menggandeng sejumlah OPD terkait.
“Untuk itu, DLH bekerja sama dengan Disdikbud Kota Balikpapan. Kebetulan kita ada membuat mata pelajaran muatan lokal (Mulok),” ungkapnya.
Dikatakannya, Mulok yang diterapkan ini akan diberikan kepada pelajar yang masih duduk dibangku kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD). Di mana, pembelajaran itu, terkait dengan pengelolaan sampah, misalnya membuat pupuk kompos dari sisa sampah organik.
Sehingga para pelajar memahami pengelolaan sampah tersebut, maka secara otomatis bisa memberikan dampak kepada lingkungan terkecilnya yaitu keluarga yang ada di rumahnya.
“Jadi ketika anak-anak disuruh buat pupuk kompos, lalu bikin di rumah, pasti orang tuanya akan ikut membantu,” paparnya.
Dikatakannya, nantinya jika orang tua membantu anaknya dalam membuat pupuk kompos di rumah, maka akan terbiasa untuk memulai memilah sampah organik dan non organic di rumahnya masing-masing.
“Harapannya dari kegiatan di sekolah ini bisa ditularkan ke rumah-rumah, mudah-mudahan ini dapat tertanam sampai dia besar,” ungkapnya.
Sudirman mengatakan, yang menjadi percontohan negara terkait memilah sampah paling baik sedunia adalah Jepang, sehingga pengelolaan sampah yang dilakukan benar-benar zero waste (nol limbah atau sampah).
“Teknologi ini masih butuh dikembangkan, tapi yang jelas kita coba menanamkan dan tingkatkan kesadaran masyarakat,” tutupnya. (Adv)