BALIKPAPAN — Orchidarium Kebun Raya Balikpapan (KRB) sampai saat ini telah memiliki koleksi sebanyak 205 spesies anggrek dari 1.700 spesies Anggrek asli Pulau Kalimantan. Rencananya pengelola KRB akan terus berupaya menambah koleksi anggreknya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, keunggulan Orchidarium KRB ini memiliki koleksi berbagai spesies anggrek asli Kalimantan, termasuk anggrek yang langka seperti Anggrek Hitam.
“Jadi awalnya, kami memiliki 133 spesies anggrek, tetapi setelah eksplorasi ke berbagai daerah, termasuk Hutan Lindung Sungai Wain, Taman Nasional Kutai, Loksado Kalsel, dan Kutai Barat, koleksi ini bertambah menjadi 205 spesies dengan total tanaman sekitar 2.456 individu,” ujarnya, Rabu (12/2/2025).
Sudirman menambahkan, keberadaan Orchidarium ini melengkapi konsep taman tematik di Kebun Raya Balikpapan, yang sebelumnya lebih berfokus pada konservasi, budidaya, dan pelestarian berbagai jenis tanaman.
“Ke depan, Kebun Raya tidak hanya menjadi pusat konservasi, tetapi juga menjadi destinasi wisata edukasi. Bahkan, kami sedang merencanakan pengembangan fasilitas olahraga, seperti jogging track sepanjang 10 kilometer yang ditargetkan selesai pada 2025,” ucapnya.
Baca Juga: Terdakwa Penambang Ilegal di Balikpapan Dituntut 2 Tahun 6 Bulan
Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan, Lukman Riyadi mengatakan, area Orchidarium ini memiliki luas sekitar 1,5 hektare dengan jalur penelusuran sepanjang 550 meter. Ke depan, pengembangan fasilitas akan terus dilakukan agar Kebun Raya Balikpapan dapat menjadi pusat konservasi sekaligus destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat.
"Memang tidak banyak yang memiliki kawasan atau taman dengan pola penanaman Anggrek seperti ini, yaitu di pohon-pohon," ujarnya.
Dikatakannya, orchidarium KRB ini memiliki sekitar 2.000 spesimen Anggrek dari 205 spesies, yang sebagian besar berasal dari Kalimantan. Spesies-spesies tersebut dikumpulkan dari berbagai hutan lindung di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
"Di Kalimantan sendiri diklaim ada sekitar 1.700 spesies Anggrek. Di Balikpapan baru memiliki sekitar 200 spesies, jadi kami masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengoleksi lebih banyak Anggrek," jelasnya.
Selain menjadi yang pertama di Kalimantan, Orchidarium ini juga menjadi wujud nyata upaya konservasi Anggrek alami di Balikpapan. Sedangkan KRB lebih fokus pada konservasi Anggrek asli daripada budidaya.
"Kebun Raya Balikpapan lebih fokus pada kualitas, bukan budidaya Anggrek. Jadi kami lebih ke konservasi Anggrek asli daripada pembibitan," ungkapnya.
Anggrek di Orchidarium ini ditanam di habitat aslinya, yaitu di pohon-pohon. Lingkungan yang lembab dan teduh di sekitar sungai di dalam KRB menjadi tempat yang ideal bagi Anggrek untuk tumbuh dan berkembang.
"Anggrek itu habitat alaminya memang di pohon. Mereka membutuhkan udara dan kelembapan. Kami memilih area yang paling lembab di Kebun Raya, dekat sungai, dengan tutupan pohon yang rapat. Jadi, kami tidak perlu menyiramnya seperti di rumah," paparnya.
Di dalam Orchidarium, menurut Lukman, terdapat delapan jenis Anggrek langka, salah satunya adalah Anggrek hitam. meskipun Anggrek hitam sudah tidak terlalu langka karena banyak diperjualbelikan, Anggrek ini tetap menjadi ikon Kalimantan Timur.
"Meskipun Anggrek hitam sudah tidak terhitung langka karena sudah banyak dijual di kios, Anggrek ini tetap menjadi ikon Kalimantan Timur karena merupakan maskot flora kota tersebut. Anggrek hitam ini hanya ditemukan di Kalimantan Timur," kata Lukman.
Harapannya, Orchidarium ini dapat terus berkembang dan menjadi pusat konservasi Anggrek yang lebih besar lagi dengan terus menambah koleksi Anggrek dari berbagai daerah di Kalimantan.
“Setiap tahun harapannya kami bisa menjelajah hutan minimal 3-4 kali untuk menambah koleksi Kebun Raya,” tutupnya. (Adv)