Dibaca
397
kali
Anggota DPRD Kutim, Yusuf T Silambi (kanan) dan Asisten III Setkab Kutim Sudirman Latief, sampaikan komentar terkait Tugu Bulan Sabit Kutim yang ramai dibahas warga (dok: caca/katakaltim)

DPRD Nyatakan Tugu Bulan Sabit Kutim Perlu Direnovasi, Asisten III: Perencana Harus Bertanggung Jawab

Penulis : Salsabila Resa
 | Editor : Agung
13 February 2025
Font +
Font -

KUTIM — Tuai beragam kritikan, Tugu Bulan Sabit di Kutim mendapat saran dari Anggota DPRD Kutim, Yusuf T Silambi, untuk segera direnovasi.

"Itu kan ikon yang bernuansa religi, sementara mendapat banyak kritikan, baiknya harus segera diperbaiki," kata pria yang akrab disapa YTS itu, kepada katakaltim, saat ditemui di ruangannya, Rabu 12 Februari 2025.

Ia mengatakan, pun tugu itu sudah menelan biaya Rp2,5 Miliar, namun mengingat bangunannya merupakan ikon yang bernuansa agamis, maka harus segera direnovasi.

"Ya, daripada salah kan? Daripada dicemooh?,” cecar YTS.

Pun demikian, secara konsep YTS mengakui Pemkab Kutim punya rencana yang baik dengan menghadirkan ikon bernuansa religi di tengah-tengah perkantoran Bukit Pelangi.

Baca Juga: Serap aspirasi legislator Kalimantan Timur Shemmy Permata Sari (aset: puji/katakaltim)Reses di 15 Titik, Shemmy Ungkap Pergub 49/2020 Persulit Wujudkan Aspirasi Warga

"Ide pemerintah sudah bagus, kita apresiasi itu, tapi realisasinya tidak sesuai. Nah ini yang harus kita evaluasi," tandasnya.

Sementara itu, Asisten III Sekretariat Kabupaten Kutim Sudirman Latif mengatakan, pihak perencanaan bangunan tersebut mesti bertanggung jawab.

"Saya pribadi belum pernah komunikasi, tapi saya baca memang ada beberapa hal yang pertanyakan masyarakat," kata Sudirman.

Menurutnya pembangunan tugu melewati proses perencanaan dan perancangan, sehingga sejak awal masyarakat harus diberikan pemahaman terkait konsep tugu tersebut.

"Mungkin karena ini tidak dijelaskan langsung ke masyarakat, bahwa konsepnya seperti apa, sehingga itu perlu disampaikan ke masyarakat bahwa konsepnya seperti ini," ujar dia

Lebih lanjut ia mengatakan, setiap bangunan akan menyampaikan pesannya masing-masing. Karena itu dibutuhkan semacam pemaknaan terhadap simbol tersebut.

"Perlu ada penjelasan, ini konsepnya seperti apa. Bangunan itu kan ada pesan, karena itu masjid di belakang ada miniatur Ka'bah, nah kalau itu di depan mungkin mau menyampaikan pesan bahwa kita membangun Bukit Pelangi ini tetap dalam konsep religiusnya,” paparnya.

“Tapi kalau itu abstrak, jadi yang bisa membaca itu ya perancangnya,” sambung Sudirman.

Diketahui, pihak penanggung jawab bangunan ini merupakan Bagian Umum Setkab Kutim, yang merupakan salah satu dari bagian koordinasi Asisten III Bidang Administrasi Umum di Pemkab Kutim.

Namun, Sudirman mengaku tidak pernah melihat desain perencanaannya. Bahkan hingga ke anggaran pelaksanaannya.

"Saya tidak lihat perencanaannya. Nanti baru saya lihat bangunannya, saya gak tau persis berapa nilainya, tapi memang tergantung mungkin apa yang dikonsepkan perencana,” katanya.

“Mudah-mudahan itu sesuai dengan peruntukan, sesuai dengan budget, mudah-mudahan gak ada penyimpangan," harapnya.

Sebelumnya, Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, saat ditemui katakaltim pada Sabtu 8 Februari 2025, mengaku enggan menanggapi masalah ini.

"Enggak, enggak ada tanggapan sementara. Terima kasih," singkatnya. (Ca)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >