KUTIM — Amplang merupakan camilan tradisional khas dari Kalimantan Timur (Kaltim), dengan cita rasa dan tekstur otentik dari ikan di perairan Kalimantan.
Inovasi pembuatan amplang semakin berkembang dengan metode dan campuran bahan yang beragam.
Belakangan, tercipta Amplang Batu Bara yang berasal dari Kutai Timur (Kutim). Percampuran antara bahan utama amplang dengan tinta cumi, membuat cita rasa makanan ini makin kaya. Tampilannya juga mirip batu bara.
Pemerintah Kutim, melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, berencana menjadikan camilan khas tersebut sebagai brand image Kutim.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, Teguh Budi Santoso. (dok: caca/katakaltim)
"Karena kita masih belum punya brand image kuliner dari Sangatta dari Kutai Timur. Contoh Palembang dengan Empek-empeknya, atau Manado yang dikenal dengan Buburnya. Nah kalau Sangatta?" ucap Kadis Koperasi dan UMKM, Teguh Budi Santoso kepada Katakaltim saat ditemui di ruangannya, Kamis 13 Februari 2025
Ia menyampaikan, belum lama ini produksi Amplang Batu Bara diminta eksportir dari Malaysia, dan dimungkinkan pelaksanaanya mulai dilakukan setelah lebaran Idulfitri.
"Alhamdulillah, itu salah satu yang membuka brand image Sangata, sekaligus tentunya mendukung ekonomi kita. Ya mudah-mudahan betul terjadi ekspor ke sana," jelasnya.
Untuk produksinya, Teguh mengatakan akan dilaksanakan dengan metode industri rumahan yang dikumpulkan di lembaga koperasi, untuk mempermudah transaksi bisnis Amplang Batu Bara.
Ia mengatakan, saat ini jumlah produsen yang disiapkan belum banyak, mengingat permintaan di awal hanya 1 kontainer. Namun ia memastikan akan ada penambahan produsen.
"Kemarin masih sekitar 9 produsen, tapi kalau nanti kalau sampai berlanjut rutin misalnya katakanlah tiap 1 bulan sekali dengan permintaan besar, otomatis kan kita harus berpikir lagi," ujarmya.
Ke depan, kata Teguh, jika produksi ini terus belanjut, berpotensi dibangunkan rumah produksi bersama.
"Kami sudah ada desainnya, perencanaannya, cuman lokasinya belum tahu. Otomatis itu kan butuh anggaran kecuali pemerintah ada lahan kosong, tapi ini hal sepele. Yang lebih penting itu kita jaga Supplay Chain (rantai pasokannya-red), kontiniutasnya," jelas dia.
Sementara untuk izin Bea Cukai, Dinas Koperasi dan UMKM mengaku telah mengantongi izin tersebut. (Ca)