Dibaca
39
kali
Wakil Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati (dok: drm/katakaltim)

DPRD PPU Sujiati Dorong KWT dan Dasawisma Tanam Sayur dalam Pot untuk Cegah Stunting

Penulis : Dermawan
 | Editor : Afri
2 March 2025
Font +
Font -

PPU — Wakil Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, terus menggalakkan gerakan menanam sayur dalam pot bagi ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Dasawisma.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga sekaligus mendukung upaya penurunan angka stunting di wilayahnya.

Menurut Sujiati, dengan menanam sayuran sendiri, masyarakat tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan pangan dari luar.

Baca Juga: Anggora DPRD PPU Syarifuddin HR, saat melakukan reses di Gunung Steleng, Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam (dok: drm/katakaltim)Warga Gunung Steleng PPU Keluhkan Jalan Usaha Tani, DPRD Mengaku akan Perjuangkan

“Saya mendorong ibu-ibu untuk mulai menanam sayur dalam pot, seperti tomat, terong, cabai, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Ini solusi agar mereka bisa mendapatkan sayuran segar tanpa harus membeli,” ujarnya belum lama ini.

Baca Juga: Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron (Dok: drm/katakaltim)DPRD PPU Dukung UMKM Bentuk KUB Permudah Akses Bantuan Pemerintah

Sebagai langkah awal, Sujiati telah membagikan sekitar 1.000 polybag (pot tanaman) kepada rumah tangga di Desa Gunung Makmur.

Ia juga menekankan bahwa hasil panen dari kebun rumah tangga ini lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida berbahaya.

“Kami ingin memastikan setiap keluarga memiliki akses terhadap makanan bergizi yang mereka tanam sendiri. Dengan begitu, kualitas sayuran lebih terjamin dan bisa membantu mencegah stunting,” tambahnya.

Tak hanya memberikan fasilitas, Sujiati juga menggunakan dana pribadinya untuk mendorong semangat para ibu-ibu dalam menjalankan program ini.

Jika program ini terbukti sukses di Desa Gunung Makmur, ia berencana mengusulkan anggaran agar dapat diterapkan di desa lain.

“Saat ini saya bantu sekitar 40 orang. Kalau hasilnya positif, saya akan perjuangkan anggaran supaya lebih banyak ibu-ibu yang bisa ikut serta,” ungkapnya.

Program ini mendapat respons positif dari masyarakat yang kini semakin antusias dalam bercocok tanam. Sujiati berharap gerakan ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan keluarga. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >