SAMARINDA — Seorang penumpang perempuan tujuan Samarinda-Kutim mengaku telah dilecehkan oleh sopir travel.
Pada Senin 10 Maret 2025, korban melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Tepat pada 01:40 WITA, Senin 10 Maret dini hari, korban dilecehkan.
Awalnya korban meminta langganan travel-nya untuk mengantar korban ke Sangatta, Kutai Timur.
Namun, langganan korban itu memerintahkan kawannya menggantikan dia mengantar korban.
Baca Juga: Marak Pelecehan Seksual, HMI Badko Kaltimtara Desak Usut Tuntas Pelaku!
Sebenarnya korban dari awal sudah merasa ragu karena tengah malam.
Sebab itu korban ingin memastikan apakah ada penumpang lain di dalam mobil tersebut.
Langganan korban pun menyampaikan bahwa kawannya itu punya 2 penumpang.
Sepakat lah korban untuk dijemput oleh terduga pelaku, inisial AK.
Setelah dijemput, ternyata pelaku tersebut tidak membawa satu pun penumpang.
“Awalnya supir itu ngomong sama langgananku, katanya ada penumpang 2. Pas dia jemput ternyata cuman saya sendiri,” ungkapnya kepada katakaltim, Kamis 13 Maret 2025.
Terduga pelaku menyatakan bahwa awalnya memang dia punya 2 penumpang. Baru rencana. Tapi dibatalkan.
“Dia bilang yang 2 ini cancel (batal). Dan dia ngomong itu pada saat sudah di jalan,” ucap korban.
Dalam perjalanan, korban mengaku bahwa pelaku tiba-tiba saja memegang paha korban. Korban pun syok atas tindakan tidak senonoh itu.
Korban kemudian melontarkan sejumlah pertanyaan. Lalu terjadilah diskusi dengan topik privasi. Dalam diskusi itu, AK mencoba membujuk korban.
Tidak berlangsung lama, AK tiba-tiba menghentikan mobilnya di tempat sepi. Tapi korban tidak mengetahui pasti lokasi berhentinya.
“Abis itu dia berhenti di jalan. Tapi jalannya sepi saya nggak tau nama jalan itu. Sepinya seperti Bukit Suharto,” beber korban.
Saat berhenti, terduga pelaku mengaktifkan nafsu buasnya dan memaksa korban untuk memegang tangan pelaku.
Korban pun tidak mau tinggal diam. Dia menolak dan melawan. Tapi pegangan pelaku sangat kuat.
Dalam upaya perlawanan korban, pelaku bersikeras menyentuh korban dan mulai merabah bagian penting korban.
“Dia paksa saya. Pas saya berontak, dia langsung kunci tanganku. Abis itu dia pegang bagian dada,” katanya kesal.
Mesti tak seorang pun selain pelaku, korban tetap berteriak. Tapi pelaku bergegas memegang erat mulut korban agar tidak melawan.
Saat kejadian itu, korban kembali dipaksa untuk memegang dan merabah pelaku.
“Saya mau coba teriak tapi dia langsung pegang rahangku. Terus dia paksa saya untuk sentuh bibirnya,” katanya.
Tidak sampai di situ, korban tetap saja melakukan perlawanan dan kembali berteriak.
Tidak berlangsung lama ia membuka pintu dan cepat-cepat turun dari mobil.
Nahasnya, korban ditinggal oleh pelaku dalam kondisi sangat sepi dan pada saat waktu menunjukkan pukul 01:50 WITA.
“Saya melawan dan teriak. Saya berupaya sekali lepas tanganku. Saya turun dari mobil dan ditinggal di situ. Tengah malam,” pungkasnya.
Diketahui, korban telah melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian Sungai Kunjang pada 10 Maret 2025, tepat pada 13:23 WITA.
Laporan itu diterima oleh pihak kepolisian setempat, yang berisi dugaan tindak pidana pelecehan.
Polisi sampai saat ini masih mendalami dugaan pelecehan tersebut. (*)