Dibaca
1
kali
Dinas Pariwisata Kaltim pamerkan busana Batik Melayu Kutai dalam agenda Launching Program Gratispol Kaltim, Senin 21 April 2025 malam. (dok: ist)

Launching Program Gratispol Kaltim, Dinas Pariwisata Pamerkan Batik Melayu Kutai 

Penulis : Salsabila
22 April 2025
Font +
Font -

SAMARINDA - Penampilan Fashion Show 10 Batik Wastra yang dipersembahkan oleh Dinas Pariwisata turut memeriahkan rangkaian acara Launching Program Gratispol Kaltim Menuju Generasi Emas, Senin 21 April 2025 malam.

Acara yang digelar di Gedung Bundar, Plenary Hall Komplek GOR Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, berlangsung meriah dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, serta para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Kaltim.

Salah satu desainer ternama yang turut tampil, Imam Mardioto pencipta Batik Melayu Kutai menyampaikan bahwa kali ini ia menampilkan dua motif unggulan, yaitu "Jaja Keminting" dan "Ikon Kota Raja". Imam juga memperkenalkan koleksi baru berupa batik tulis bermotif Dayak yang dipadukan dalam konsep Batik Melayu Kutai.

“Saya pertama kali memperkenalkan Batik Melayu Kutai pada tahun 2010. Karena banyak pertanyaan dan ketertarikan, saya mulai mempromosikannya lewat fashion show, tidak hanya di Samarinda dan Balikpapan, tetapi juga di berbagai kota seperti Surabaya, Solo, Jakarta, Yogyakarta, Palu, hingga Lampung,” ungkap Imam.

Menurut Imam, motif Batik Melayu Kutai merupakan representasi dari kearifan lokal Kutai Kartanegara. Ia juga mengusulkan agar di masa mendatang, acara serupa bisa diagendakan secara rutin dengan melibatkan seluruh kabupaten di Kalimantan Timur melalui Dekranasda atau Dinas Pariwisata masing-masing daerah.

“Setiap kabupaten di Kaltim sudah memiliki batik khasnya masing-masing. Akan lebih baik jika Pemerintah Provinsi Kaltim bisa mengoordinasikan fashion show gabungan dari seluruh kabupaten untuk ditampilkan dalam satu acara besar yang dikelola oleh Dekranasda provinsi,” tambahnya.

Imam juga menyampaikan bahwa meskipun selama ini ia banyak bergerak secara mandiri dalam memperkenalkan Batik Melayu Kutai, ia sempat mendapat dukungan sponsor dari Dekranasda dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, ia rutin berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun Provinsi Kaltim setiap bulan Januari.

Ke depan, ia berharap Dekranasda Provinsi bisa menginisiasi kegiatan tahunan yang melibatkan seluruh desainer dari kabupaten/kota di Kaltim. “Desainer yang tampil harus benar-benar memiliki produk sendiri, bukan hanya desainer konsep. Seperti saya, yang juga memproduksi busananya sendiri,” ujarnya.

Saat ini, Imam sudah memiliki 20 motif Batik Melayu Kutai yang telah bersertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Ia juga mendorong para pelaku batik lainnya untuk mengurus sertifikat HKI guna memperkaya khazanah motif batik di Kalimantan Timur. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >