Dibaca
3
kali
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam DLH Kota Balikpapan, Arrizal Rahman. (dok : Hlm/KK)

Hidupkan Kembali Sekolah Hijau, DLH Balikpapan Kembangkan SMA Mangrove dan Hutan Tropis

Penulis : Han
20 June 2025
Font +
Font -

Balikpapan - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan mengajak citra sekolah ramah alam dengan menjadikan SMAN 8 Balikpapan Barat sebagai unit Mangrove dan SMAN 9 Balikpapan Utara sebagai unit Hutan Tropis.

Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam DLH Kota Balikpapan Arrizal Rahman menjelaskan bahwa gagasan itu sebenarnya sudah dicetuskan sewaktu Wali Kota Balikpapan almarhum Imdaad Hamid memimpin. Pada masa itu, kedua sekolah tersebut ditunjuk sebagai lembaga pendidikan berbasis lingkungan, tetapi seiring waktu perhatian terhadap status tersebut perlahan-lahan memudar.

“Kita ingin kedua SMA tersebut kembali memfokuskan diri membentuk karakternya sesuai dengan penetapan awal, yakni sebagai SMA Mangrove dan SMA Hutan Tropis,” ujar Arrizal pada Kamis (19/6/2025).

Dikatakannya, SMA Negeri 8 Balikpapan memiliki keunggulan alam hutan mangrove seluas 23,8 hektare tumbuh alami tepat di belakang sekolah di Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Balikpapan Barat. Sejak tahun 2008, kawasan ini sudah resmi ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Mangrove.

“Hutan mangrove ini menjadi satu-satunya yang dimiliki langsung oleh sebuah sekolah menengah atas di Indonesia. Kondisinya yang masih sehat mendukung kehidupan berbagai jenis satwa seperti bekantan dan beragam burung, serta terdapat delapan jenis pohon mangrove yang penting untuk mencegah abrasi,” tambahnya.

Selain jadi kawasan konservasi, area tersebut juga dimanfaatkan sebagai laboratorium hidup. Siswa-siswa aktif terlibat dalam beragam kegiatan pembelajaran dan penelitian tentang ekosistem mangrove.

Sementara itu, SMA Negeri 9 Balikpapan yang berada di wilayah utara kota diharapkan tumbuh sebagai SMA Hutan Tropis. Sekolah ini memiliki kedekatan geografis dan ekosistem dengan Kebun Raya Balikpapan (KRB), yang berada di kawasan Hutan Lindung Sungai Wain.

“Kebun Raya Balikpapan memiliki lebih dari 1.200 spesies tanaman, termasuk flora khas Kalimantan seperti meranti, ulin, keruing, bengkirai, dan gaharu. Ini sangat potensial sebagai sumber pembelajaran bagi siswa SMA 9,” terang Arrizal.

KRB sendiri berfungsi sebagai kawasan konservasi tumbuhan ex-situ, sekaligus sebagai tempat wisata alam, pusat pendidikan, dan penelitian ilmiah.

Melalui program pengembangan sekolah berbasis lingkungan ini, DLH Balikpapan berharap generasi muda tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian alam dan keanekaragaman hayati Kalimantan.

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >