Bontang — Neni Moerniaeni (Neni) berkunjung ke Kelurahan Kanaan dengan maksud menyapa, mendengarkan, dan merespon tanggapan warga sembari melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis di Jalan Pongtiku RT 1 pada Kamis 9 Mei 2024.
Ditemani sang suami tercinta Andi Sofyan Hasdam dan beberapa tim kesehatan serta politisi Golkar. Tampak kedatangan bakal calon Wali Kota Bontang itu disambut hangat warga Kanaan.
Baca Juga: Usai Kunjungi PDIP dan Demokrat, BW Sambangi Golkar, Ubaya: Cocok Berpasangan
Dalam kesempatan itu Neni menyapa warga dengan penuh semangat mengatakan bakal menampung segenap keluhan warga. Bahkan menyinggung pembangunan di Kota Bontang yang nantinya bakal direalisasikan jika dirinya terpilih jadi Wali Kota.
“Kami datang sebagai wujud terima kasih pak Sofyan Hasdam kepada warga Kanaan. Sekaligus Bunda juga datang menyapa, mendengar, merespon apa yang diinginkan warga,” ucapnya.
Dalam pemaparan Neni, salah satu dari banyak program yang disinggungnya adalah percepatan dan peningkatan di bidang pendidikan. Ia memulainya dengan menjelaskan APBD Kota Bontang yang cukup banyak menghampiri 3 triliun.
Jika, kata dia, 3 triliun itu dialokasikan 20 persen untuk pengembangan pendidikan, maka pembangunan dan pembenahan infrastruktur serta kesejahteraan guru dan murid plus orang tuanya bisa terwujud.
“Bayangkan APBD kita hampir 3 triliuan, maka 20 persen dari dana itu hampir 500 miliar. Dengan anggaran sebanyak ini, kita bisa membangun infrastruktur pendidikan, membangun SDM, mensejahterahkan tidak hanya murid, tetapi juga guru, kemudian juga orang tua,” ucapnya.
“Kalau dulu bunda memberikan baju, sepatu, tas, buku, itu secara gratis di semua level tingkatan. Insyaallah semua itu bisa. Tergantung komitmen dari seorang pemimpinnya bagaimana mensejahterakan atau membelanjakan APBD secara maksimal,” sambungnya.
Lebih lanjut ia menceritakan pengalamannya tatkala mendampingi beberapa legislator Golkar. “Kebetulan pada waktu saya dampingi teman-teman DPR Golkar, salah satu keluhan besar adalah beasiswa untuk anak-anak. Program Indonesia Pintar (PIP).”
“Nahh bunda punya program nanti itu program ‘Bontang Pintar’. Anak-anak kita kalau di PIP itu 450 ribu setahun, nanti bunda akan kasih satu juta setahun. Itu langsung masuk di rekening anak-anak kita,” terangnya dihiasi tepuk tangan meriah warga Kanaan.
“Untuk apa? Nahhh ketika mereka butuh gizi dan bayar uang sekolah, dan kebetulan orang tuanya lagi kosong kantong, duit itu nanti bisa dipake beli keperluan sekolah termasuk kebutuhan gizi anak-anak yang bisa menekan angka stunting dan masalah keshatan lainnya,” sambung dia.
Menurutnya program ini realistis dengan alasan melihat puluhan ribu anak-anak Bontang di samping APBD yang cukup banyak.
“Ini bisa, kalau kita kalikan saja ada 35 ribu sekian anak-anak di Kota Bontang, SD, SMP, SMAN dan Swasta. Kalau saya kasih 1 juta maka itu hanya sekitar 35 miliar saja. Masih tersisa ratusan miliar dari APBD,” katanya.
“Sisanya itu bisa untuk biaya operasional sekolah, bisa membangun infrastruktur sekolah, mensejahterahkan tenaga pendidik dan sebagainya,” sambung Neni.
Neni pun punya mimpi, “Satu keluarga miskin harus punya dua sarjana. Kenapa, karena program KB dua anak cukup, maka keduanya itu harus sarjana.”
“Dan itu akan dibiayai oleh pemerintah Kota Bontang. Ini bisa dilakukan karena sebagian pendidikan sudah gratis, nanti kuliah baru bayar lagi. Nanti dengan beberapa syarat, kita harus gratiskan biaya kuliahnya,” tukasnya. (*)