Bontang -- Volume sampah di Kota Bontang untuk tahun 2023 rata-rata mencapai 106 ton perhari, sehingga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) sangat diperlukan.
Direktur Bank Sampah Bontang, Rizky Wahyudi mengatakan keberadaan TPST dan Bank Sampah merupakan satu kesatuan untuk mendaur ulang dan memanfaatkan kembali sampah.
"Di TPST sini itu ada rumah kompos, ada green house, pemilahan sampah, maggot dan pembuatan paving blok," ucapnya saat ditemui katakaltim, Jumat (24/5).
"Jadi sebelum sampah itu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kita pilah dulu di sini sampahnya untuk didaur ulang menjadi kompos ataukah menjadi paving blok," tambahnya.
Baca Juga: Diduga Tabrak Pria yang Tewas Secara Tragis, Kasat Lantas: Murni Bukan Kecelakaan
Sementara untuk Bank Sampah, Rizky mengatakan ada 40 unit di Bontang, dan Bank Sampah Induk berada di Bessai Berinta.
"Jadi setiap hari Kamis sampai Minggu ada jadwal penjemputan Bank Sampah, namun bagi masyarakat yang ingin menabung bisa langsung ke sini aja," ucapnya.
Dia menyebut, Bank Sampah menerima segala barang kecuali botol kaca dan styrofoam, "Yang lain boleh tuh misalnya panci, kardus, kertas dan lainnya boleh, kita terima minimal 10 kilo," sebutnya.
Dia menyeru agar masyarakat Bontang memiliki kesadaran untuk membantu menanggulangi masalah sampah di Kota Bontang dengan memilah sampah organik dan non organik.
"Jadi sampah non organik yang dibawa akan ditukar dengan uang, karena kita juga punya yang namanya buku tabungan Bank Sampah," imbuh dia.
Diketahui, pagi tadi pihak Bank Sampah dikunjungi PMR Wira SMK Negeri 1 Bontang yang didampingi langsung Ketua PMI Bontang, Neni Moerniaeni beserta relawan PMI Bontang lainnya.
Direktur Bank Sampah itu memandu dan memperkenalkan mesin yang terdapat dalam TPST, bahkan dia mengatakan pupuk yang ada di TPST itu gratis.
"Jadi siapapun yang bersurat ke kami untuk pupuk kompos, bisa diambil secara gratis," tukasnya. (*)