Kepala Badan Kesbangpol, Tejo Yuwono (aset: katakaltim)

Perdana Tangani Paskibraka, Kesbangpol Kutim Beberkan Beberapa Kendala

Penulis : Cca
3 August 2024
Font +
Font -

Kutim — Jelang upacara perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Pemkab Kutim terus persiapkan segala rangkaian momen penting ini.

Salah satu yang dipersiapkan sejak beberapa bulan terakhir, adalah pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).

Tahun ini, pembinaan Paskibraka diambil alih sepenuhnya oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim, usai sebelumnya ditangani Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

Baca Juga: Calon Paskibraka (Capaska) Kabupaten Kutai Timur 2024 (aset: kutaitimurkab)Kurang Dilirik, Kesbangpol Minta Desa Bahagia Paskibraka Kutim Diperhatikan Pemerintah

"Karena tahun lalu kita masih peralihan dari Dispora ke Kesbangpol, jadi kita masih ada kerjasama," kata Kepala Badan Kesbangpol, Tejo Yuwono saat ditemui Katakaltim.com, Jumat (2/8) kemarin.

Baca Juga: Legislator Faizal Rachman Bangga Anak Kedua Jadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kutim (aset: katakaltim)Legislator Faizal Rachman Bangga Anak Kedua Jadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di HUT Kemerdekaan RI


Dia mengungkapkan, seleksi Paskibraka tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumya, namun pihaknya cukup terbantu dengan kepindahan Hapiah sebagai Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama.

Di mana sebelumnya, Hapiah merupakan penanggung jawab dari pelaksanaan Paskibraka selama 13 tahun di Dispora Kutim.

"Jadi tidak ada kecanggungan, karena pejabatnya sama. Andai pejabatnya beda mungkin agak canggung juga menangani paskibraka, takutnya tidak profesional," ungkap dia.

Tejo mengungkapkan, Senin (22/7) lalu, pelatihan terpusat Paskibraka Kutim 2024 telah dilaksanakan. Dan hingga saat ini tidak ada kendala terkait dalam pelaksanaannya.

Namun, Tejo menyoroti proses seleksi yang dianggapnya lebih fokus pada beberapa tes yang ada di Aplikasi.

"Sehingga kami berusaha untuk mengelaborasikan antara kondisi di lapangan calon paskibra dengan tuntutan pada aplikasi yang digunakan," jelasnya.

Dia juga mengatakan pada seleksi tersebut, bobot penilaian lebih mengedepankan tes intelegensi umum (TIU) dan tes wawasan kebangsaan (TWK).

"Menurut saya kurang mengena, harusnya kan bobot tertinggi itu ada pada kemampuan genesik dan kecepatan menangkap aba-aba," terangnya.

Dia berharap tahun depan ada perubahan mekanisme yang lebih ideal.

Sejalan dengan itu, Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama, Hapiah menjelaskan, pengerjaan soal pada seleksi melalui aplikasi banyak kendala yang dihadapi para capas.

"Dengan gadget (gawai) pasti gangguannya banyak, sementara butuh kefokusan, apalagi dengan batasan waktu pengerjaan," jelas dia

Katanya, pengerjaan soalnya hanya diberikan waktu 60 menit. "Kalau pakai gadget bisa jadi ada gangguan pesan yang masuk, ada iklan dan lain, nah ini bisa terancam gagal tesnya," kata dia.

Lantaran itu, pihaknya mengundang para peserta untuk melakukan seleksi melalui aplikasi secara terpusat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kutim, "Mau tidak mau, karena di Kecamatan-kecamatan itu jaringannya juga jelek dan tentu mereka akan kesulitan," tandas dia. (*)

Font +
Font -