Calon Paskibraka (Capaska) Kabupaten Kutai Timur 2024 (aset: kutaitimurkab)

Kurang Dilirik, Kesbangpol Minta Desa Bahagia Paskibraka Kutim Diperhatikan Pemerintah

Penulis : Cca
4 August 2024
Font +
Font -

Kutim — 36 pelajar SMA se-Kabupaten Kutim jalani pelatihan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) jelang perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79.

Kabid Ideologi Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama, Hapiah menjelaskan hingga saat ini belum ada wacana penambahan jumlah anggota Paskibraka tahun selanjutnya.

Kabid Ideologi Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama Kesbangpol Kutai Timur, Hapiah (aset: katakaltim)Pasalnya, Hapiah mengungkapkan, keterbatasan lokasi karantina Desa Bahagia Paskibraka menjadi salah satu kendalanya.

Baca Juga: Kepala Badan Kesbangpol, Tejo Yuwono (aset: katakaltim)Perdana Tangani Paskibraka, Kesbangpol Kutim Beberkan Beberapa Kendala

"Sesuai dengan kapasitas penampungan, kalau lebih dari itu, kita bingung apa anak-anak ini mau ditumpuk begitu saja? Kan tidak," ungkapnya pada Katakaltim.com saat ditemui di ruangannya, Jumat (2/8) kemarin.

Baca Juga: Legislator Faizal Rachman Bangga Anak Kedua Jadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kutim (aset: katakaltim)Legislator Faizal Rachman Bangga Anak Kedua Jadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di HUT Kemerdekaan RI

Dia menjelaskan mulai tahun ini Asrama Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) dijadikan sebagai Desa Bahagia Paskibraka Kutim.

Sayangnya kondisi kamar di asrama itu banyak mengalami kerusakan sehingga tidak sedikit yang ditutup permanen guna menghindari kecelakaan.

"Asrama itu lama tidak dirawat dan digunakan, jadi banyak yang jebol jadi harus kita tutup mati. Padahal seandainya kamarnya itu bagus, kita bisa up lagi anak-anak," terangnya.

Lebih lanjut, Hapiah menerangkan sebelum di Asrama BKPP, sejak 2012 asrama Paskibraka ada di bangunan adat tepat di belakang Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

"Di sana itu juga bangunan sudah tua dan wc nya juga gak bisa nampung," beber, mantan Kasi Kepemimpinan dan Kepoloporan Dispora Kutim itu.

Lantaran itu, banyak pihak yang menyarankan untuk dipindahkan ke Asrama BKPP Kutim.

Diketahui, sebelum di Bangunan Rumah adat, Desa Bahagia Paskibraka Kutim pernah diselenggarakan di Hotel selama 3 tahun berturut-turut. Namun, hal itu banyak menuai kritik masyarakat.

"Banyak yang soroti, katanya kenapa di hotel mewah-mewah sementara pembentukan karakter itu harus di tempat sederhana. Ada juga yang bilang di hotel itu buang-buang anggaran," ungkapnya.

Terakhir, dia berharap Pemkab Kutim memberikan perhatian khusus bagi asrama Paskibraka.

"Kita sudah kordinasikan bersama BKPP, dan sudah juga ke Sekda untuk memberi gambaran. Supaya ada perhatiannya juga," tandasnya. (*)

Font +
Font -