NUSANTARA — Sejumlah laporan menyebut kurangnya air dan kebiasaan para pekerja di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) IKN yang katanya jarang mandi.
Menanggapi itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan fasilitas air di HPK IKN sudah ditingkatkan dan dalam kondisi baik.
Kepala Divisi Logistik dan Keuangan Tim Transisi HPK Kementerian PUPR, Yuda Ramadhani Lubis mengatakan Direktorat Jenderal Perumahan PUPR sudah mengambil langkah signifikan memastikan ketersediaan air bersih di HPK.
Dia mengatakan pihaknya sudah telah menambahkan unit Instalasi Pengelolaan Air (IPA) untuk mendukung suplai tambahan air di HPK.
“Saat ini, ada empat unit IPA yang mampu menghasilkan total 20 liter air per detik. Kapasitas ini cukup memenuhi kebutuhan air para pekerja," jelasnya kepada awak media beberapa waktu lalu.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti groundwater tank (GWT) dengan jumlah 12 unit 8 GWT berkapasitas 160m3 dan 4 GWT kapasitas 80 m3 atau setara 1600m3 total air keseluruhan GWT.
“Dengan kapasitas ini, kami dapat memenuhi kebutuhan air selama 11-12 jam setiap harinya, sehingga kondisi ketersediaan air di HPK sudah sangat aman," ucapnya.
Yuda juga menekankan pihaknya terus mencari formula terbaik meningkatkan kenyamanan para pekerja.
Juga tidak hanya fokus penyediaan air, tetapi menjaga kebersihan drainase dan tower hunian yang dilakukan setiap hari.
“Selain itu, kami juga tengah melakukan pencabangan instalasi pipa untuk area sarana pendukung seperti masjid , klinik dan messhall (kantin),” ujarnya.
Dukungan terhadap kenyamanan pekerja juga diperkuat dengan cadangan listrik PLN, serta penyediaan genset di setiap tower hunian yang otomatis beroperasi saat terjadi pemadaman listrik.
Sementara, Staff Khusus Kepala Otorita IKN, Troy Pantouw menghimbau kembali ke publik agar bertanya langsung ke pemerintah jika ingin memahami lebih jelas mengenai pra-sarana dan sarana yang sedang, sudah dan akan digarap di IKN.
Juga hal-hal lain mengenai IKN, karena info yang beredar jika tanpa konfirmasi resmi dan tidak lengkap maka bisa menimbulkan keliru tafsir dan ketimpangan informasi.
“Kota Nusantara adalah kota inklusif bahkan kota dunia untuk semua dan terbuka bagi ruang dialog konstruktif guna menguatkan peran dan kemanfaatan IKN bagi seluruh pemangku kepentingan," tegas Troy.
Rian, salah seorang pekerja konstruksi di HPK, memberikan testimoninya terkait fasilitas yang ada. Dia mengatakan fasilitas di sini sudah sangat bagus dan lengkap.
“Permasalahan air dan listrik sudah teratasi dengan baik, air bersih sudah teraliri dan kebutuhan listrik sudah dibackup dengan genset. Kami merasa nyaman bekerja di sini," ungkapnya. (*)