Samarinda — CO Founder Semesta Academy, I Made Kertayasa menegaskan tidak mau jika warga Kalimantan Timur (Kaltim) tersingkir lantaran kurangnya kemampuan komunikasi. Itu dia sampaikan dalam konferensi pers, di Hotel Fugo, Kota Samarinda, Jumat (23/8) sore.
Kekhawatirannya itu mengingat tidak lama lagi gelombang masyarakat bakal datang ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkedudukan di Kaltim, dan kedatangan ini menuntut tingginya persaingan.
Untuk itu dia mengaku komitmen meningkatkan keterampilan komunikasi. Karena baginya, komunikasi merupakan aspek penting dalam membangun jejaring.
“Kami melihat bahwa kualitas manusia sebagian besar dilihat dari komunikasinya,” terang Made.
Baca Juga: KH Ma'ruf Amin Groundbreaking Istana Wapres 'Huma Betang Umai'
Di kesempatan itu Made secara khusus menyoroti para pejabat publik yang kurang mampu berkomunikasi. Padahal kemampuan ini penting bagi mereka sebagai pejabat dan jadi contoh masyarakat.
Karenanya, kata Made, kehadiran Semesta Academy adalah membantu peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan cara yang lebih relevan dan praktis.
“Kami menyiapkan itu (peningkatan SDM) dengan pelatihan komunikasi yang sifatnya praktis. Jadi bisa digunakan langsung. Pejabat sangat membutuhkan ini,” ucapnya.
Tak sampai di situ, Made menerangkan pihaknya menemukan riset (penelitian), menunjukkan siapa pun yang ingin punya kemampuan berkomunikasi dengan baik, dia harus melakukan tiga hal.
“Tiga hal itu adalah kompetensi, komunikasi, dan convidence (percaya diri-red). 3 bagian ini harus barenga ada. Ini lah latar belakang berdirinya lembaga soft skill Semesta Academy,” terangnya.
Made menambahkan Semesta Academy juga punya produk latihan yaitu ‘The exeptional public speaking class.’ Dia menerangkan produk ini bisa membuat peserta tampil lebih percaya diri dan merasa punya kemampuan komunikasi di atas rata-rata.
Bahkan, Semesta Academy sudah menerapkan cara meningkatkan skill komunikasi dengan standar internasional. Mengingat IKN juga kelasnya internasional.
“Nah ini yang kami perlu sentuh. Kami juga mengacu kepada standar pengajaran public speaking internasional. Karena IKN nanti kelasnya internasional,” katanya.
Masih kata Made, setidaknya ada 6 indikator yang perlu dipersiapkan dalam membangun kemampuan berkomunikasi. Dia sebut sebagai ‘OPEN UP’. Salah satunya Organize. Maksudnya, semua orang punya indikator kemampuan komunikasi dan mengorganisir lingkungannya.
Kedua Passioned. Ada banyak orang mampu berbicara tapu tidak antusias. Dia mencontohkan pejabat yang semangat mengambil kebijakan namun tidak punya antusias.
“Dia saja tidak antusias, gimana dengan orang yang disampaikan gitu,” katanya.
Selanjutnya, Engage. Menurut Made, Engage punya daya besar kontak langsung dengan masyatakat. Apalagi pejabat dengan masyarakatnya. Kemudian Natural. Menurutnya masyarakat perlu melatih kemampuannya secara alamiah. Tidak dibuat-buat.
“Yaa natural ini penting banget, tidak dibuat-buat kan. Masyarakat akan tau mana pejabat atau politisi yang natural dan memang dibuat-buat,” ucapnya.
Lebih lanjut Made menerangkan pentingnya pemahaman terhadap audiens (Understanding your audience). Katanya, jika pejabat publik menjelaskan hal rumit kepada anak-anak, tentu saja mereka sulit menerimanya.
“Adik-adik hari ini kita berbicara mengenai Perpres. Wahhh bingung dong adik-adik TK-nya,” ucap Made disambut tawa para jurnalis.
Terakhir adalah Practice (praktik). Ini sangat penting menurut Made. Karena tanpa praktik, persiapan rencana apa pun sulit terwujudkan.
“Kalau kami ngajar di kelas, kami sampaikan, persiapan dan praktik itu berbeda. Persiapan itu menyiapkan bahannya, mentalnya. Kalau praktis itu mengulang-ulang. Mereka tampil di depan kamera, sering-sering live,” ucapnya.
Lebih jauh Made meyakinkan bahwa Semesta Academy mampu meningkatkan kemampuan komunikasi kurang dari 24 jam. “Untuk bisa komunikasi awal, kami bisa melakukannya kurang dari 24 jam,” ucapnya.
Diskusi pun dibuka. Beberapa jurnalis mempertanyakan strategi untuk bisa percaya diri. Termasuk jaminan Semesta Academy dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Bahkan ada yang mempertanyakan strategi Made menjangkau nelayan, petani, dan “kalangan bawah”. Mengingat Made menyebut targetnya adalah pejabat, profesional, dan mahasiswa.
Menanggapi salah satu pertanyaan, Made mengeluarkan dadu sebagai cara dia menstimulasi tubuh dan merefleksi otak. Kemudian Made menyampaikan filosofi psikologi (jiwa) manusia, di mana tubuh dan pikiran tidak bisa dipisahkan. Begitu juga, pikiran dengan tubuh saling membutuhkan. Sambil memandu bagaimana membuat pikiran jadi rileks melalui praktik sederhana.
Diskusi pun berakhir dan tak lupa dia menyampaikan harapannya, ke depan masyarakat jangan ragu meningkatkan skill dan kemampuan berbicara. Karena ini bukan sesuatu yang muncul seketika, tetapi merupakan usaha dan ikhtiar sungguh-sungguh.
“Kami punya harapan besar program ini bisa berjalan untuk menyandingkan progres pemindahan IKN dan kita menyiapkan SDM kita dengan memperbaiki kemampuan komunikasinya,” pungkas Made.
Diketahui, Semesta Academy berdiri sejak 2021 bertepatan pemindahan IKN. (*)