BALIKPAPAN — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan bersama warga di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, sukses melaksanakan pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Supervisor Material Recovery Facility (MRF) Gunung Bahagia, Rasman mengatakan, kegiatan ni sudah dilaksanakan sejak 2016 silam hingga sekarang.
Proses pengelolaan sampah dimulai dari pengambilan sampah langsung dari sumbernya menggunakan konsep ET (Environmental Transfer), lalu dibawa ke MRF untuk dipilah dan diproses.
Baca Juga: Layani 5,5 Juta Penumpang, Bandara SAMS Sepinggan Resmi Tutup Posko Nataru
“Sampah diambil mulai pukul 08.30 pagi, dan dibagi dalam empat zona yang mencakup sebanyak 58 RT. Sampah diambil langsung dari rumah warga, lalu dikirim ke MRF,” ucapnya kepada awak media, Minggu 14 April 2025.
Baca Juga: DLH Balikpapan Minta Warga Berpartisipasi Jaga Kebersihan dan Estetika Kota
Untuk pengelolaan sampah di MRF diperkirakan sebanyak 8 ton sampah campuran masuk setiap hari.
Kemudian, sampah yang masuk dipilah secara manual dengan bantuan mesin konveyor.
Sampah non-organik seperti kertas, botol plastik, botol kaca, dan logam dipisahkan untuk didaur ulang, sementara sampah organik diolah lebih lanjut atau dibuang ke TPA sebagai residu.
“Dari proses pemilahan ini, setiap hari kami bisa menghasilkan sekitar 200 sampai 250 kilogram sampah non-organik yang dijual ke pengepul,” jelasnya.
Dan untuk hasil penjualannya, kata Rasman, mencapai hingga 5 ton per bulan, dengan total pendapatan sekitar Rp8 juta hingga Rp9 juta perbulannya.
Uang hasil penjualan tersebut, disetor ke kas daerah dan digunakan kembali untuk mendukung operasional pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
Untuk fasilitas MRF ini dijalankan 26 petugas, termasuk 3 tenaga keamanan, yang seluruhnya di bawah naungan DLH Kota Balikpapan.
“Gaji dan operasional mereka difasilitasi penuh oleh DLH,” jelasnya.
Meski sistem berjalan lancar, Rasman menyebutkan untuk MRF Gunung Bahagia rencana direnovasi tahun ini.
“Dulunya bangunan ini bekas pasar burung, jadi kami berharap dengan renovasi nanti, kapasitas dan efisiensi pengolahan bisa lebih maksimal,” ungkapnya.
Kata dia, dalam mengelolan MRF ini ada beberapa kejadian unik juga pernah dialami petugas.
“Kadang ada warga yang tanpa sengaja membuang barang berharga seperti ponsel ke dalam sampah. Tapi kalau sudah tercampur, biasanya sulit ditemukan kembali,” tukasnya.
Dengan sistem yang telah berjalan hampir satu dekade, Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan kini menjadi salah satu contoh bahwa pengelolaan sampah yang baik bisa dilakukan mulai dari tingkat kelurahan.
“Praktik ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Balikpapan maupun Indonesia,” pungkasnya. (Adv)