Dibaca
13
kali
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Sean Filo Muhamad/Antara)

Beberapa Gunung Berapi di Indonesia Mengalami Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Penulis : Redaksi
7 November 2024
Font +
Font -

Katakaltim — Beberapa gunung api di Indonesia mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Demikian ucap Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Badan Geologi pun meminta warga tetap tenang dan mengikuti arahan pemda dan tak memercayai pemberitaan yang sumbernya tidak jelas.

Salah satunya Gunung berapi Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami 3 kali erupsi hingga pukul 08.37 Wita, Kamis (7/11/2024).

Mengutip perkataan Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam Kementerian ESDM, erupsi pertama terjadi pukul 06.25 WITA, diikuti erupsi kedua pada pukul 06.32 Wita, dan terakhir pukul 08.53 Wita.

Erupsi terakhir terjadi pukul 08.53 Wita dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.500 meter di atas puncak atau 4.084 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu tampak berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat daya.

“Aktivitas ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 2 menit 33 detik," terangnya.

Status Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang saat ini berada di Level IV (Awas), menunjukkan peningkatan aktivitas sejak Kamis (7/11/2024).

Pada 06.25 Wita, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak, atau sekitar 3.584 meter di atas permukaan laut. Disusul erupsi kedua pada pukul 06.32 Wita.

Wafid mengimbau warga sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi.

Dia juga meminta agar masyarakat mewaspadai kemungkinan banjir lahar yang bisa saja terjadi jika hujan deras mengguyur wilayah itu.

Pemda diharapkan selalu berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, atau dengan PVMBG di Bandung.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat untuk memberikan informasi terkini terkait aktivitas gunung api ini," ucapnya.

Masyarakat dapat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi atau PVMBG melalui nomor telepon 022-7272606 untuk informasi lebih jelas.

Selain Gunung Lewotobi Laki-Laki, aktivitas vulkanik lainnya juga tercatat di Gunung Dukono di Halmahera, Maluku Utara, pada Kamis (7/11/2024) pukul 05.49 Wita.

Kolom abu teramati setinggi 800 meter di atas puncak atau sekitar 1.887 meter di atas permukaan laut, dengan intensitas tebal berwarna putih hingga kelabu, condong ke arah selatan.

“Aktivitas ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 54,51 detik,” ucapnta.

Status Gunung Marapi Naik ke Level III

Di Sumatera Barat, status Gunung Marapi yang di Kabupaten Agam dan Tanah Datar meningkat dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) sejak 6 November 2024.

PVMBG meminta masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak memasuki wilayah dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).

“Rangkaian erupsi secara tidak kontinu terus terjadi akibat fluktuasi pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi. Fluktuasi ini terlihat dari tinggi kolom abu erupsi maupun aktivitas kegempaan," ungkap Wafid.

“Dari pengamatan visual, aktivitas erupsi semakin intensif, dengan kolom abu setinggi 2.000 meter pada 27 Oktober 2024 dan 1.500 meter pada 6 November 2024 pukul 05.44 WIB.

Kenaikan aktivitas ini juga terpantau dari peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) sejak 7 Oktober 2024, yang mengindikasikan pasokan fluida dari kedalaman.

“Deformasi inflasi di puncak gunung serta variasi kecepatan seismik menunjukkan adanya tekanan yang meningkat pada tubuh gunung," paparnya.

Badan Geologi menyimpulkan bahwa aktivitas Gunung Marapi sedang mengalami peningkatan.
Erupsi dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan energi yang terkumpul.

“Jika pasokan fluida terus meningkat, intensitas erupsi juga bisa semakin tinggi," ujarnya.

Wafid juga mengingatkan mereka yang bermukim dekat lembah atau sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar waspada akan potensi bahaya lahar, utamanya selama musim hujan.

"Seluruh pihak diimbau untuk menjaga suasana kondusif, tidak menyebarkan berita bohong, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah," pungkas Wafid. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >