BONTANG — Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencarat pemindahan ibu Kota di Penajam Paser Utara (PPU) akan menambah jumlah penduduk Kalimantan Timur (Kaltim).
Melansir medcom.id, peningkatan terjadi secara bertahap dari data yang dipaparkan Bappenas. Tahun 2045, penduduk Kaltim diperkirakan mencapai 8,7 hingga 9,7 juta jiwa.
Menanggapi itu, Calon Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menawarkan program One Village One Product atau satu kelurahan dengan satu produk sebagai strategi menjemput urbanisasi besar-besaran di Kaltim, khususnya di Kota Bontang.
Alasan harus mewujudkan program ini agar masyarakat Bontang mampu menjadi kota mandiri. Nantinya akan ada pengembangan agrobisnis, agar pangan yang dikonsumsi tidak diambil dari luar Kota. Mengingat saat ini sandang dan pangan Bontang kebanyakan dari luar Kaltim.
Baca Juga: Ratusan Guru Hadiri Kampanye Paslon Neni-Agus, Sebagian Curhat Dinomorduakan Pemerintah
Lebih jauh program One Village One Product pun dinilai dapat mengembangkan Kelurahan agar memiliki dan mengkreasi produk unggulan.
"Saat ini sayur mayur dari Sulawesi Selatan, bagaimana agrobisnis menjadi komitmen Kota Bontang, one village one product, misalnya untuk Bontang Lestari akan kita jadikan lokasi peternakan sapi, atau ayam potong," ucapnya saat ditemui usai sosialisasi di Kelurahan Api-api, Jumat (11/10/2024) malam.
Katanya, setiap potensi kelurahan akan digali, dan bakal ada 15 produk asli Bontang yang dikelola masyarakat secara kolektif.
"Dengan ini kita melihat, kelurahan ini mau menghasilkan apa, sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing. Misalnya Telihan dengan jamur dan madu keluludnya," ujar Neni.
Melalui program ini, Neni berharap lapangan pekerjaan semakin terbuka dan kemiskinan berkurang serta menjadikan masyarakat semakin mandiri. (*)