Dibaca
46
kali
Pemusnahan Narkoba seberat 4,5 Kg oleh BNN Kaltim, Kamis 10 Juli 2025. (dok:ali/katakaltim)

BNN Musnahkan 4,5 Kg Narkoba, Empat Kurir Diamankan Termasuk Dua Warga Malaysia dan Wanita Asal Aceh

Penulis : Ali
 | Editor : Salsabila
11 July 2025
Font +
Font -

SAMARINDA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltim memusnahkan barang bukti narkotika dengan total berat mencapai 4,5 kilogram yang terdiri dari sabu dan ganja di Kantor BNN Kaltim, Kamis 10 Juli 2025.

Empat orang kurir diamankan, dua di antaranya merupakan warga negara Malaysia dan seorang perempuan asal Aceh.

Kepala BNN Kaltim, Brigjen Pol Rudi Hartanto, menjelaskan bahwa keempat pelaku terbagi dalam dua kasus ganja dan dua kasus sabu.

"Empat ya, dua pelaku ganja, dua pelaku sabu. Dua warga negara Malaysia," ujarnya saat memberikan keterangan kepada media.

Narkoba Masuk Lewat Bandara

Barang bukti sabu yang berhasil diamankan memiliki modus penyelundupan yang cukup mengejutkan.

Pasalnya sabu diselundupkan dengan cara diselipkan di tubuh para kurir. Bahkan, salah satu pelaku perempuan asal Aceh menyembunyikan sabu seberat setengah kilogram di bagian intimnya.

"Yang perempuan tadi dari Aceh. Diselipkan di bagian intimnya, masing-masing satu kilo sabu," ungkap Rudi.

Ia menambahkan, ada pula pengiriman sabu yang dibawa langsung dari Malaysia, diduga lolos dari pemeriksaan karena kerusakan alat X-ray atau lemahnya pengawasan di bandara keberangkatan.

"Satu orang itu satu kilo. X-raynya Malaysia rusak mungkin ya. Atau nggak di geledah di Malaysia gitu kan," jelasnya.

Sementara kasus ganja, Rudi menyebut bahwa pengiriman dilakukan melalui paket. BNN berhasil melacak dan menangkap pelaku setelah melakukan profiling dari Medan.

"Salah satu pengiriman barang untuk ganja. Diprofiling juga dari Medan. Baru kita tangkap sampai ke pengirimnya," sebutnta.

Fenomena Baru: Kurir Asing dan Perempuan

Rudi mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus penyelundupan narkoba oleh kurir asing, khususnya warga negara Malaysia, serta perempuan.

Ia menyebut fenomena ini perlu diwaspadai karena beberapa dari mereka terjerat karena tekanan ekonomi dan masalah sosial lainnya.

"Sekarang fenomenanya banyak kurir orang Malaysia yang sudah masuk," katanya.

Sebagai bentuk pencegahan atas fenomena ini, Rudi mengatakan akan melakukan pemberdayaan khususnya bagi perempuan agar tidak terjerumus pada bisnis haram ini.

"Kita juga membuat trik-trik untuk bagaimana perempuan tidak menjadi kurir. Itu juga fenomena kehidupan yang banyak," katanya.

Terkait maraknya narkoba yang lolos melalui bandara, Rudi menegaskan bahwa BNN telah memiliki ruang khusus di beberapa bandara untuk melakukan pemeriksaan bersama Bea Cukai dan kepolisian.

Namun, ia juga menyoroti perlunya penyesuaian sistem pengawasan, terutama terhadap penumpang dari luar negeri.

"Kita sudah punya ruangan di sana ya. Tinggal di Bandara Samarinda aja. Balikpapan sudah. Bea cukai nanti mungkin bergabung dengan Polri atau Polda," jelasnya.

Rudi menilai bahwa SOP di bandara perlu disesuaikan layaknya bandara internasional agar pengawasan lebih ketat.

"Mungkin orang yang turun pesawat dari luar negeri diberlakukan SOP-nya seperti orang yang dari luar negeri aja," sarannya.

Soal imbalan yang diterima para kurir, Rudi menyebut nominalnya sangat bervariasi, tergantung pada jenis barang dan jalur distribusinya.

Ia pun mengingatkan bahwa Kaltim kini menjadi sasaran berbagai jalur masuk narkoba, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Intinya Kaltim diserang dari berbagai daerah sekarang. Sudah dari Jakarta masuk, mungkin dari Medan masuk, dari Aceh masuk, dari Malaysia langsung masuk sekarang," pungkasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >