BONTANG — Calon Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan Kota Bontang masuk dalam salah satu daerah dengan suhu panas yang tinggi. Bahkan, disayangkannya ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Taman ini hanya menyentuh angka di bahwa 15 persen.
Padahal, menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, standar RTH di tiap-tiap kota minimal 30 persen dari luas wilayah.
Untuk itu Neni—sapaan akrabnya—meminta secara tegas pemerintah memerhatikan lingkungan. Pemerintah harus ramah lingkungan, katanya.
Baca Juga: Warga Bontang Ditemukan Tewas Gantung Diri
"Sebagai pemerintah, kita harus ramah terhadap lingkungan. Ruang terbuka hijau (RTH) kita masih di bawah 15%, yang seharusnya menurut Undang-undang 30%," ucapnya saat konferensi pers di KPU, Rabu (28/8) kemarin.
Baca Juga: Merasa Tidak Diprioritaskan, Warga Bontang Keluhkan Pengerjaan Drainase
Neni mengatakan isu Krisis Iklim, pemanasan Global merupakan fenomena tidak terhindarkan di tengah menjamurnya industri.
Untuk itu penetapan Bontang sebagai Kota Industri menjadi tantangan Pemkot menelurkan kebijakan ramah lingkungan, dan mengupayakan RTH sesuai regulasi.
"Bontang termasuk Kota yang terpanas di dunia. Jadi memang saat ini terjadi pemanasan global yang tidak bisa kita hindari, ini juga karena banyaknya industri," ucap Neni.
Lebih jauh Neni menerangkan, selain krisis RTH, Kota Bontang juga krisis air bersih.
"Seharusnya, salah satu untuk ramah lingkungan adalah membuka RTH, kemudian air bersih kita, ini juga termasuk krisis di Kota Bontang,” terangnya.
Neni memaparkan metode yang pernah dilakukan sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Bontang Periode 2016-2021 adalah puasa Senin Kamis.
Metode itu menjadi salah satu upaya Neni mengurangi penggunaan limbah plastik sekali pakai.
"Waktu saya jadi Wali Kota, setiap Senin dan Kamis, meski tidak saya wajibkan, tapi saya keluarkan imbauan Wali Kota untuk puasa," ungkapnya.
Lebih jauh, Neni mengatakan dia pernah mengeluarkan aturan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan bagi ritel modern yang ada di Kota Bontang.
"Saya waktu itu mengeluarkan Perwali Nomor 30 tentang penggunaan plastik yang ada di supermarket-supermarket yang ramah lingkungan. Itu sebagai bentuk komitmen," tandasnya.
Bahkan, politisi Golkar itu mengharuskan pasangan yang hendak menikah untuk menanam pohon.
"Dulu yang mau nikah harus nanam pohon, nggak usah apa-apa, nanam pohon aja. Bahkan saya mengimbau ketika kalian menanam pohon di situlah cinta kalian akan tumbuh," tukasnya. (*)