Kantor Dinas Kesehatan Kutai Barat (aset : Sunardi)

DBD Kutai Barat Meningkat Tahun 2024, Dinkes Lakukan Langkah Preventif

Penulis : Sunardi
 | Editor : Suriansa
9 September 2024
Font +
Font -

KUBAR — Kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Kutai Barat konsisten alami peningkatan tiga tahun berturut-turut, mulai tahun 2022 sampai 2024.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini umumnya memiliki ukuran kecil, tubuh berwarna hitam pekat, memiliki garis-garis putih horizontal pada kaki, dan dua garis vertikal berwarna putih di punggungnya.

Jurnalis katakaltim.com memperoleh data dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kubar, Senin (9/9/2024) tercatat kasus penderita DBD tahun 2022 sebanyak 398 jiwa, dan 6 jiwa meninggal. Di tahun ini Kecamatan Barong Tongkok menjadi penyumbang terbanyak, yaitu penderita 185, meninggal 1.

Tahun 2023 tercatat 458 jiwa penderita, dan 5 jiwa meninggal, Kecamatan Barong Tongkok masih menjadi penyumbang terbanyak, yaitu 119 jiwa penderita dan meninggal sebanyak 2 jiwa.


Hingga Agustus 2024, jumlah kasus sudah melampaui jumlah di tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 591 jiwa penderita, dan 4 jiwa meninggal. Lagi-lagi Kec. Barong Tongkok menjadi penyumbang terbesar, sebanyak 166 jiwa penderita, meskipun tidak ada kasus meninggal.

Melihat peningkatan kasus ini, Dinkes Kubar coba lakukan langkah-langkah preventif.

Dinkes Kubar melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P), menjelaskan pihaknya terus melakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi kasus DBD di Kubar ini.

"Kami terus melakukan sosialisasi kemasyarakat, melalui puskesmas, media massa, terkait langkah-langkah yang harus ditempuh" ucap Weda.

Weda menjelaskan, diantara yang dilakukan adalah membentuk komunitas Gerakan Anak Peduli Kesehatan.

"Kami melibatkan komunitas anak dilingkungan sekolah, gereja, masjid, dan juga dipusat-pusat pendidikan nonformal, untuk membantu kami melakukan pemantauan jentik secara berkala, dan pengumpulan datanya dilakukan oleh pihak puskesmas, selain itu juga kita gencar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk" jelas Weda.

Pihak Dinkes Kubar juga telah bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk mengambil data kasus DBD sedini mungkin.

"Jadi begitu hari ini ada kasus  di rumah sakit, secepat mungkin datanya sudah harus masuk ke Dinkes Kubar, lalu kita meminta puskesmas untuk melakukan penelusuran dimana tempatnya dan segera lakukan tindakan pemberantasan sesuai prosedur yang berlaku" jelas Weda.

Selain itu, Dinkes Kubar juga menghimbau kepada masyarakat agar paham dan mengenali gejala-gejala DBD agar segera dilakukan pemeriksaan di tempat fasilitas kesehatan.

Selain Rumah Sakit dan Puskesmas, pihak Dinas Kesehatan melakukan kerja sama dengan klinik Swasta agar mereka juga terlibat aktif membantu pencegahan DBD.

Dari langkah-langkah diatas, Dinkes Kubar juga menjelaskan meskipun ada peningkatan kasus di tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun 2023 dan 2022, di tahun 2024 ini dari Januari hingga Agustus relatif alami penurunan kasus.

"Kami antisipasi betul pasien itu dengan sungguh-sungguh, agar terkontrol dan terkendali dan tidak lagi sampai menyebabkan kehilangan nyawa, makanya saya selalu sampaikan kita harus selalu curiga atas gejala yang ada, agar kita segera lakukan analisis mendalam" tutup Weda. (*)

Font +
Font -