Ilustrasi Monkeypox (aset: katakaltim)

Dinkes Imbau Warga Berhati-hati Terhadap Penyakit Monkeypox

Penulis : Redaksi
30 September 2024
Font +
Font -

BONTANG — Penyakit Monkeypox (Mpox) yang juga dikenal sebagai “penyakit cacar monyet,” merupakan penyakit yang relatif jarang terjadi di Indonesia. Namun, Agustus lalu Kemenkes merilis data kasus konfirmasi Mpox terbaru di Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.

Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.

Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Apalagi, seperti diketahui, pada 14 Agustus 2024 lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).


Menyusul peningkatan kasus ini di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika. Saat ini, Monkeypox juga semakin mewabah di ASEAN.

Sebagai upaya mengendalikan penyebaran penyakit ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, Bahtiar Mabe, meminta masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati.

“Yang namanya penyakit menular kan harus diantisipasi. Aktivitas orang kan cukup tinggi. Jadi harus berhati-hati,” ucapnya kepada katakaltim, Minggu (29/9/2024).

Oleh karena itu, kata dia, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan tanda-tanda awal penyakit ini dan segera menghubungi petugas kesehatan jika menunjukkan gejala.

“Masyarakat harus berhati-hati kalau keluar daerah. Termasuk yang dari luar masuk ke Bontang juga harus diperiksa jika mereka ada gejalanya,” ucapnya.

Masyarakat juga disarankan untuk menghindari kontak dengan individu yang menunjukkan gejala penyakit ini.

Masyarakat disarankan untuk tetap memperhatikan informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai langkah-langkah pencegahan yang harus diambil. (*)

Font +
Font -