SAMARINDA — Pemkab Kutim melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB Kutim) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) penguatan pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB), berlangsung di Samarinda, Kamis (14/11/2024).
Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran pengelola Kampung KB memberikan pelayanan berkualitas, terutama dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, mengatakan Bimtek ini merupakan bagian dari upaya membekali para pengelola Kampung KB, agar mereka dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih baik.
Baca Juga: DPPKB Kutim Optimistis Tekan Angka Stunting Hingga 12 Persen pada Tahun 2025
"Setelah mengikuti Bimtek ini, para pengelola Kampung KB diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, baik dalam hal sinergi dengan pemerintah desa, kader, dan penyuluh," ucapnya.
Baca Juga: Giat Percepatan Penurunan Stunting Kutai Timur, DPPKB Kutim Libatkan Perangkat Daerah dan Camat
Junaidi menambahkan Bimtek ini sangat penting terkait program Rumah Data dan Dapur Dahsyat yang ada di setiap Kampung KB.
Program tersebut berfokus pada penyediaan data keluarga dan pemantauan asupan gizi, terutama bagi anak-anak yang berisiko stunting.
"Hal ini berkaitan dengan masalah standar gizi yang harus diperhatikan, terutama untuk anak-anak yang sudah terindikasi stunting atau berisiko mengalami stunting," tambahnya.
Saat ini, Kutim telah membentuk 128 Kampung KB, dan diharapkan pada tahun 2025 seluruh kampung KB di Kutim sudah terbentuk.
Sementara sebanyak 70 peserta yang mewakili berbagai Kampung KB di Kutim mengikuti Bimtek ini, termasuk sejumlah kepala desa dan pasangan mereka.
Tak lupa Achmad Junaidi memberikan apresiasi, pasalnya antusiasme dan kesadaran para peserta, yang menunjukkan program penurunan stunting mulai mendapat perhatian serius di tingkat desa.
Selain itu, Junaidi mengingatkan pentingnya pemanfaatan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk program Kampung KB.
"Dengan adanya pemahaman yang lebih baik, dana tersebut dapat digunakan lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada masyarakat," ungkapnya.
Terakhir, Junaidi menekankan Bimtek seperti ini harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa Kampung KB bukan hanya sekadar nama, tetapi memiliki program yang berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. (*)