Dibaca
11
kali
Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi (dok: ist)

DPRD Samarinda Dorong Sekolah Ciptakan Program Unggulan dan Lebih Kreatif

Penulis : Ali
 | Editor : Hilal
12 August 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Jumlah siswa baru untuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Samarinda menurun. Khususnya di wilayah pinggiran.

DPRD Kota Samarinda menilai kejadian ini tak biasa. Ini adalah tantangan. Untuk itu harus ada strategi khas menghadapi tantangan ini.

Demikian pernyataan Wakil Rakyat Kota Samarinda dari Komisi IV, Ismail Latisi. Dia mendorong agar ada program unggulan.

Baca Juga: DPRD Kaltim hadiri pengucapan sumpah dan pimpinan DPRD Kota Samarinda pada Rabu 30 Oktober 2024 (aset: @dprdkaltim)Wakil Rakyat Kaltim Hadiri Pengucapan Sumpah Pimpinan DPRD Samarinda, Tekankan Sinergi dan Maksimalkan Fungsi

“Jadi bukan hanya status sekolah itu saja. Biasanya kan (sekolah) yang diminati itu punya keunggulan yang jelas,” ucap politisi PKS itu, Senin 11 Agustus 2025.

Baca Juga: Samarinda Book Party, Event Baca Buku Sambil Liburan

Untuk itu, agar mampu menarik perhatian siswa-siswi baru, maka harus ada aspek unggulan. Supaya orang tua pelajar bisa menyekolahkan anaknya di situ.

“Nah, itu lah yang jadi pertimbangan utama orang tua saat memilih pendidikan untuk anak-anaknya,” ungkap Ismail Latisi.

Bangun Citra

Ismail Latisi memberikan tips agar sekolah dapat disenangi orang tua murid, melalui cara membangun citra. Mudah diingat. Dan tentu saja relevan dengan kebutuhan.

Menurut dia, jika sekolah mampu secara konsisten membangun citra mereka, maka bisa membuat branding. Bahwa sekolah tersebut dapat dipercaya mengembangkan potensi anak.

“Jadi harus ada program unggulan yang konsisten dijalankan. Itu akan menjadi magnet bagi calon siswa,” tuturnya.

Artinya, pihak sekolah harus mengetahui kondisi saat ini. Harus lebih kreatif. Karena persaingan antar sekolah semakin besar.

Kreativitas itu tidak sebatas modul pembelajaran internal. Tetapi adaptif. Bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu menstimulasi potensi pertumbuhan anak.

“Berhasilnya sekolah tetap bergantung ke kualitas pengelolaan internal. Jadi harus kreatif,” tandasnya. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >