Filosof berkebangsaan Persia, Murtadha Muthahhari (aset: isfdiscourse)

Epistemologi Pendidikan Pandangan Murtadha Muthahhari: Pentingnya Membangun Kepribadian

Penulis : Admin
6 July 2024
Font +
Font -

Katakaltim.com — Filosof ternama akhir abad ke-20, Murtadha Muthahhari menyampaikan salah satu tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membangun kepribadian manusia. Karena, keyakinan yang memiliki tujuan pasti dan ketentuan yang mencakup bidang hukum, ekonomi, dan politik, mustahil tak punya sistem pendidikan.

Ini berarti, bagi Murtadha Muthahhari, sebuah keyakinan yang hendak menerapkan rancangan moral dan perekonomian tertentu, pasti menginginkan hal itu bagi manusia, baik individu ataupun masyarakat.

Menurut Murtadha Muthahhari, persoalan inilah yang merupakan pokok utama pembahasan ini. Katanya, jika yang menjadi sasaran adalah masyarakat, maka harus bersandar pada sekelompok individu dalam usaha menerapkan rancangan di atas.

Baca Juga: Ilustrasi pendidikan di IndonesiaInspirasi Pendidikan: Anekdot Peramal dan Sang Raja

“Untuk itu, kita harus mendidik dan mengajari mereka sehingga mereka mampu menerapkan rancangan-rancangan tersebut di masyarakat. Sebaliknya, jika sasarannya adalah individu, maka tentunya hanya individu itulah yang menjadi sasaran pendidikan dan pengajaran yang dilakukan,” tandasnya.


Di dalam Islam, lanjut Murtadha Muthahhari, kesejatian individu dan masyarakat dijaga dan dihormati. Olehnya, harus ada metodologi dan program pembinaan individu dalam kedudukannya sebagai pengantar pembinaan masyarakat dan umat.

Dipandang dari sisi sebagai sasaran utama pendidikan maupun dari sisi sebagai kerangka pengantar terbentuknya masyarakat yang baik, maka membentuk kepribadian seseorang sangatlah penting.

Berangkat dari kenyataan di atas, Murtadha Muthahhari menerangkan, maka perlu diketahui dasar-dasar pendidikan dan pengajaran Islam. Apakah Islam memberikan perhatian khusus terhadap pembelajaran dalam rangka mendidik dan menyadarkan atau tidak? dengan kata lain, apakah Islam memerhatikan pengembangan nalar manusia atau tidak?

“Persoalan ini sebenarnya telah dikaji oleh para ulama sejak dahulu seperti al-Ghazali dan lainnya. Titik persoalannya terletak pada apakah Islam menyeru kepada ilmu pengetahuan? ilmu-ilmu yang bagaimana yang diserukan Islam?,” cecarnya.

Dalam perspektif pendidikan dan pengajaran, menurut dia, ketentuan akhlak Islam ditujukan untuk mendidik manusia agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Islam.

“Persoalannya, siapa dan bagaimanakah Muslim ideal tersebut? apa keistimewaan-keistimewaannya? Tentu, ada persoalan-persoalan lain yang terkait dengan cara penerapan tujuan. Dengan kata lain, bahwa yang menjadi tujuan jelas, namun bagaimanakah format dan metodologi yang harus digunakan untuk mendidik manusia?,” cecarnya lagi.

Muthahhari lalu mencontohkan, ketika mendidik dan mengajar anak, bagaimana arahan-arahan Islam tentang cara mendidik dan mengajar anak? Sampai sejauh mana arahan-arahan itu mempertimbangkan faktor kenyataan di lapangan dan persoalan-persoalan kejiwaan?

“Demikian juga, apa ukuran kesesuaian antara pendidikan dan pengajaran kita dahulu dengan ajaran Islam? Apa yang menjadi ukuran ketidaksesuaiannya? Serta, sudah sejauh mana penerapan pendidikan dan pengajaran Islam pada zaman kita sekarang?m dalam konteks persoalan- persoalan inilah yang akan dikaji dalam tulisan ini,” ucapnya. Bersambung… (*)

Referensi: Dasar-dasar Epistemologi Pendidikan Islam karya Murtadha Muthahhari

Font +
Font -