BALIKPAPAN — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan bekerjasama Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang menginisiasi pemanfaatan gas methane dari landfill Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan Timur. Upaya ini menghasilkan dampak positif di tengah krisis energi saat ini, khususnya gas.
"Program Waste to Energy for Community (Wasteco) ini sangat membantu kami ya. Kami yang berdomisili di TPAS Manggar itu sangat terbantu dengan adanya Wasteco ini. Terlebih, sekarang kan gas LPG itu kan udah mahal sekali ya. PHM sendiri sampai saat ini sudah memberikan bantuan sebanyak 273 sambungan gas metana ke rumah warga di 4 RT dengan jumlah KK sebanyak 277," ujar, Sekretaris Kelompok Gas Metana, Nurlita, Sabtu (19/4/2025).
Dikatakan Nurlita, keberadaan gas methane saat ini tidak hanya membantu memenuhi sumber energi rumah tangga saja, namun juga mampu mendorong munculnya sejumlah pelaku UMKM. Baik itu pelaku usaha yang bergerak di bidang pembuatan gula merah, tahu, katering, sampai dengan makanan ringan, hingga sauna yang disewakan untuk umum.
Baca Juga: Posko Disnaker Kota Balikpapan Terima 23 Aduan Terkait THR
"Untuk sejumlah warga yang masuk kategori penerima bebas biaya (lansia dan warga tidak mampu) kita gratiskan layanan gas metana. Namun, yang tidak masuk kategori kita tarik iuran sebesar Rp10 ribu. Kami selaku pengelola juga berkewajiban untuk merawat sambungan ke gas metana ke warga. Gas metana itu kan disalurkan ke warga selama 24 jam ya. Kita memiliki 2 teknisi untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan teknis," jelasnya.
Baca Juga: Punya Nilai Ekonomis, DLH Balikpapan Harap Warga Budayakan Memilah Sampah
Nurlita menambahkan, total UMKM yang telah terbentuk imbas dari keberadaan penyambungan gas metana ke rumah warga ini jumlahnya sebanyak 40 pelaku UMKM.
Ketua UMKM Berkah Gas Methane, Norma Septiawati mengatakan, untuk kegiatan rumah tangga penggunaan gas methane sudah berjalan selama 5 tahun, sedangkan untuk kegiatan UMKM sudah berjalan selama 3 tahun.
“Manfaat penggunaan gas methane ini banyak sekali, dimana salah satunya ibu – ibu rumah tangga yang tergabung dalam UMKM ini, bisa membantu menambah penghasilan keluarga,” jelasnya.
Katanya, dalam satu bulan untuk membayar penggunaan gas methane ini sangat murah yakni hanya sebesar Rp10 ribu saja.
Meski demikian pihaknya juga menghadapi beberapa kendala dalam penggunaa gas methane ini, dimana saat jumlah curaj hujan yang terlalu banyak, maka gas yang dikelurkan redup.
“Jadi untuk mengatasinya, makanya para pelaku UMKM tetap menyiapkan tabung gas elpiji, jika sewaktu-waktu gasnya meredup,” tutupnya.
Sementara itu, TPAS Manggar sendiri memiliki luas 45 hektare dengan volume sampah sebanyak 132,182 ton per tahun. Gas methane yang dihasilkan dari timbunan sampah di landfill TPAS Manggar adalah 2.261.253 meter kubik per tahun.
Dari potensi itu dimanfaatkan sekitar 462.680 meter kubik per tahun. Disalurkan melalui pipa paralon dari sumber hingga ke rumah warga dengan panjang sekira 6.640 meter.
Penerapan metode Wasteco yang sudah divalidasi melalui Surat Keputusan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Nomor 188.46/155/DLH, mampu menggerakan 10 UMKM dan 10 warung metana bisnis rumah tangga. (Adv)