SAMARINDA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, menantang Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim Rudy-Seno untuk segera mereklamasi ribuan lubang bekas tambang di Benua Etam.
Pihak Jatam Kaltim, Mareta Sari, menegaskan reklamasi harus secepatnya dilakukan. Terutama untuk lubang di sekitar fasilitas umum.
Alasannya, di wilayah tersebut sangat rawan memakan korban dan merusak fasilitas umum lainnya seperti jalanan retak.
Baca Juga: Dinilai Jatam sebagai Pencuci Dosa Penambang, Pj Gubernur Kaltim: Ibarat Mengukur Ketiak Ular
"Minimal lubang-lubang tambang yang dekat dengan fasilitas umum, jalan, pemukiman, sekolahan, dan yang lainnya," ucap Mareta kepada awak media usai melakukan Konferensi Pers di kantor LBH Samarinda, Jumat 21 Februari 2025.
Baca Juga: Jaringan Advokasi Tambang Menilai Pikiran Pj Gubernur Kaltim Sangat Menyesatkan!
Dari data yang disampaikan Jatam, sebanyak 80 ribu lebih lubang tambang yang terdapat di seluruh Indonesia, dan 44 ribu sedang menganga di Kaltim.
"Kalau Rudy Mas'ud sebutkan ada 1.734 lubang tambang, itu datanya Jatam juga di tahun 2018, sedangkan data yang kami olah dari data ESDM itu termasuk bukan yang masih masif, juga dengan tambang Illegal," terangnya.
Sebelumnya, Rudy mengatakan lubang-lubang bekas galian tambang di Kaltim merupakan PR pemerintah dan harus ditangani.
Mareta mendesak agar pemerintah harus segera melakukan aksi nyata, dan tidak hanya memberikan statement yang normatif saja kepada publik.
"Jangan cuma omong doang, kita menunggu realisasinya, karna menurut saya pemerintah provinsi masih punya kewenangan untuk merehabilitasi, memperbaiki, bahkan memulihkan kondisi Kalimantan Timur yang porak-poranda akibat pertambangan," ujarnya.
Lebih jauh, Mareta juga menyoroti metode reklamasi yang harus sesuai dengan ketentuan undang-undang, bukan dengan cara yang terkesan spekulatif.
"Jangan sampai memulihkannya dengan cara yang sekarang lagi dikampanyekan, wisata, pertanian, perkebunan, dan budidaya perikanan," pungkasnya.
"Karena kita mengetahui, bahwa lubang tambang memiliki daya rusak yang begitu masif, tidak hanya kematian, tetapi bahkan menghilangkan sumber-sumber air, apalagi kalau lubang itu sampai jebol," sambung Mareta.
Pihak Jatam mengaku siap berkolaborasi dengan Pemprov jika dilibatkan dalam menangani masalah lubang bekas tambang yang ada di Kaltim.
"Jatam akan jadi bagian yang sangat suportif jika kita dimintai pendapat," tegasnya.
Diketahui, dari data yang dimiliki Jatam, terdapat puluhan korban jiwa akibat lubang tambang sejak tahun 2011.
"Sampai sekarang 53 yang teridentifikasi, ini sejak 2011 untuk lubang tambang batubara saja," tutupnya.(ali)