Jumlah Kasus DBD di Kota Bontang mengalami penurunan (aset: ist)

Jumlah Kasus DBD di Bontang Bulan Agustus Capai 30, Turun 10 Kasus Sejak Juli 2024

Penulis : Redaksi
22 September 2024
Font +
Font -

BONTANG — Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang mengalami penurunan pada Agustus 2024 yakni 30 kasus. Sebelumnya, pada bulan Juli, mencapai 40 kasus.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang menunjukkan terdapat 40 kasus yang tersebar di tiga kecamatan.

Di Kecamatan Bontang Selatan sebanyak 6 kasus yang tersebar. Antara kain di Kelurahan Berbas Tengah (3 orang), Tanjung Laut Indah nihil, Tanjung Laut nihil, Santimpo nihil, Bontang Lestari (1 orang) dan Berbas Pantai (2 orang).

Baca Juga: Potret kawasan Tanjung Limau, tampak drumpikon berwana biru di bawah kolong rumah (dok: katakaltim)Singgung Drumpikon dan Jamban Cemplung, Bunda Neni: Kalau Membangun Harus Juga Dirawat..!!!

Kemudian Bontang Utara 17, dari masing -masing Kelurahan yaitu Bontang Kuala (1 orang), Bontang Baru (3 orang ), Api-api (4 orang), Gunung Elai (2 orang), Loktuan (6 orang ) dan Kelurahan Guntung (1 orang).

Baca Juga: Public Safety Center (PSC) 119 Kota Bontang saat melayani pelapor (aset: katakaltim)Makin Gercep Layani Warga, PSC 119 Kota Bontang Tangani Ratusan Pelapor Sejak Januari Hingga Juni 2024


Selanjutnya, Bontang Barat 7, untuk Kelurahan Belimbing (4 orang), Gunung Telihan (2 orang ) dan Kelurahan Kannaan (1 orang). Dengan jumlah seluruh DBD bulan Agustus sebayak 39 kasus.

Ketua Tim Kerja Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bontang, Nur Ilham, mengungkapkan dalam kasus DBD, harus terus diupayakan agar masyarakat ikut aktif melakukan pemberantasan.

"Kami terus himbaukan warga untuk pemberantasan tempat kembang biak nyamuk, utamanya rutin bersihkan tampungan air yang sering jadi tempat jentik," jelasnya, saat ditemui, Sabtu (21/9/2024).

Untuk itu kata dia, pihaknya selalu melakukan upaya pencegahan penyebaran naymuk DBD, seperti surveilans kasus DBD di faskes, penyelidikan epidemiologi kasus, untuk menilai dan mencegah potensi penularan dan implementasi wolbachia.

"Kami terus lakukan surveilans kasus DBD di faskes, penyelidikan epidemiologi kasus, untuk menilai dan mencegah potensi penularan," pungkasnya. (*)

Font +
Font -