Dibaca
23
kali
Ilustrasi kemiskinan Ekstrem. (ist)

Kemiskinan Ekstrem di Kaltim Turun, Mahalu, Kubar, Paser, Kutim dan Kukar Masih Tinggi

Penulis : Chaliq Pratama
21 January 2024
Font +
Font -

SAMARINDA - Provinsi Kalimantan Timur mencatat penurunan tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2023. Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kemiskinan turun dari 6,31 persen menjadi 6,11 persen tahun 2023.

Pencapaian ini tidak hanya didukung oleh data statistik, tetapi juga melibatkan data riil yang dikembangkan dan diverifikasi hingga tingkat desa, kelurahan, dan kecamatan.

Kepala Dinas Sosial Prov Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan secara umum berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan ekstrem terbesar di daerah pedesaan.

Baca Juga: Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud Kaltim), Irhamsyah, saat ditemui di Pendopo Etam, Samarinda, usai mengikuti rakornas produk hukum daerah, Senin 20 Januari 2025 (dok: galang/katakaltim)Rencana Anggaran Makan Bergizi Rp10 Ribu, Disdikbud Kaltim: Jangan Sampai Hanya Dapat Telur Setengah

Ada beberapa wilayah di Kaltim yang memiliki tingkat presentase kemiskinan diatas rata-rata yakni Mahakam Ulu, Kubar, Paser, Kutim dan Kutai Kartanegara.

Baca Juga: Ketua Bawaslu Kukar, Teguh Wibowo. (dok: Akbar/katakaltim)Bawaslu Kukar Dijatah Rp10 Miliar untuk Pengawasan Pilkada Ulang

“Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Berau mencatat tingkat kemiskinan terendah,”ungkap Kadinsos Kaltim saat menjadi pembicara pada strategi capai zero kemiskinan di Kaltim, beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, ada tiga kebijakan utama yang dikembangkan untuk penanganan kemiskinan ekstrem di Kaltim, mengelola beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, dan mengentaskan kantong-kantong kemiskinan.

Dia pun optimis bahwa dengan pendekatan holistik, pemerintah dapat meredakan dampak kemiskinan.

Pada tahun 2024-2026, pemerintah Provinsi Kaltim memprioritaskan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Langkah-langkah konkret akan diambil untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan upaya tersebut.

“Terpenting bagaimana menurunkan angka kemiskinan ini tidak hanya sekedar menurunkan tapi memastikan masyarakat yang keluar dari kemiskinan secara permanen, jangan sampai  sudah diberikan bantuan setelah itu kondisinya kembali miskin kembali ini yang dijaga,”tegasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >