Ketua DPRD Kota Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam. (Dok: galang/katakaltim.com)

Ketua DPRD Bontang Apresiasi Sikap Dewasa Paslon di Pilkada Bontang 2024, Contoh Baik bagi Demokrasi

Penulis : Galang
 | Editor : Hilal
28 November 2024
Font +
Font -

BONTANG — Proses quick count (perhitungan cepat) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bontang 2024 telah menghasilkan data sementara dan telah banyak diperbincangkan masyarakat.

Hasil menunjukkan pasangan Neni Moerniaeni – Agus Haris unggul dengan perolehan 43 persen suara. Paslon Basri Rase – Chusnul Dhihin mengikuti di posisi kedua dengan 26 persen (21.765 suara).

Pasangan Najirah – Muhammad Aswar berada di posisi ketiga dengan 22 persen (18.192 suara), sementara Sutomo Jabir – Nasrullah menempati posisi terakhir dengan 8 persen (6.581 suara).

Baca Juga: Ketua DPD II Partai Golkar Kota Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam (dok: katakaltim)Bila Survey Tertinggi Mengarah ke Andi Faiz, Masihkah Mengusung Neni di Pilwalkot Bontang?

Ketua DPRD Kota Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam mengatakan pasangan calon yang hasilnya di bawah Neni – Agus menunjukkan kedewasaan dalam menerima hasil tersebut.

Baca Juga: Kasi Tata Pemerintahan Kecamatan Bontang Utara Chandra menunjukan Aplikasi Identitas Kependudukan Digital. (aset: ajijah/katakaltim.com)Dengan IKD, Identitas Kependudukan Kini Lebih Praktis dalam Genggaman

Tidak ada konflik atau saling menyalahkan, melainkan sikap saling menghormati yang patut diapresiasi.

“Ini kami patut acungkan jempol, karena paslon saling menghargai dengan hasil perhitungan cepat yang memenangkan salah satu paslon,” ungkapanya , Kamis (28/11/2024).

Sikap ini tak hanya menunjukkan kedewasaan para Paslon, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi masyarakat Bontang.

Hal ini mencerminkan bagaimana demokrasi seharusnya dijalankan, dengan semangat kebersamaan meski ada perbedaan hasil.

Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bontang belum mengumumkan hasil resmi, gambaran sementara menunjukkan pasangan nomor urut 04, Neni – Agus Haris, sebagai peraih suara terbanyak.

“Menang dan kalah memang jadi hal lumrah, tapi menerima kekalahan tersebut dengan hati lapang perlu diapresiasi,” tambahnya.

Sikap seperti ini diharapkan terus terjaga dalam proses demokrasi, memberikan contoh baik bagi masyarakat dan memperkuat integritas Pilkada di masa depan. (Adv)

Font +
Font -