
BALIKPAPAN — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Balikpapan masih jauh dari target yang ditetapkan.
Hingga Oktober 2025, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan mencatat baru sekitar 30 ribu siswa yang menerima manfaat program ini.
Padahal, sasaran keseluruhan mencapai 150 ribu siswa di berbagai jenjang pendidikan.
Baca Juga:
Baru 43 Sekolah di Balikpapan Terima Program MBG
Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik mengatakan, realisasi program ini baru mencapai sekitar 20 persen dari total target.
Baca Juga:
Guru Ikut Awasi Program MBG, Pusat Siapkan Insentif Rp100 Ribu
“Baru sekitar 30 ribuan siswa yang terlayani, dari total 150 ribuan yang seharusnya menerima,” ucapnya kepada awak media, Selasa 21 Oktober.
Keterbatasan pelaksanaan program MBG salah satunya disebabkan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum memadai.
Saat ini, baru sebagian kecil SPPG yang beroperasi penuh. Terutama di wilayah Balikpapan Selatan dan Balikpapan Kota.
“Kita berharap pihak yang memiliki kewenangan, dalam hal ini BGN, bisa segera memberikan izin bagi SPPG lain untuk beroperasi. Sudah banyak yang mendaftar dan siap melayani,” kata Irfan.
Dari data Disdikbud, jenjang SD menjadi penerima terbanyak, disusul PAUD dan SMP.
Namun, wilayah lain seperti Balikpapan Timur, Tengah, Barat, dan Utara belum seluruhnya tersentuh layanan MBG.
“Yang paling banyak SD. Karena jumlah siswanya besar dan kesiapan sekolahnya relatif lebih cepat. Tapi kita ingin semua wilayah segera mendapat giliran,” tambahnya.
Selain soal izin, hambatan teknis seperti kesiapan dapur dan distribusi makanan juga menjadi kendala utama.
Disdikbud menegaskan setiap SPPG harus memenuhi standar kebersihan, gizi, dan ketepatan waktu distribusi sebelum diperbolehkan menyalurkan makanan ke sekolah.
“Program ini bukan sekadar bagi-bagi makanan, tapi harus memenuhi standar gizi dan keamanan pangan. Jadi proses verifikasinya memang ketat,” jelas Irfan.
Untuk memastikan hal tersebut, Disdikbud rutin melakukan rapat koordinasi bersama Dinas Kesehatan serta pengelola SPPG agar pelaksanaan di lapangan sesuai pedoman pemerintah pusat.
Pemkot Balikpapan menarget cakupan penerima MBG meningkat minimal dua kali lipat di akhir tahun ini. Artinya, jumlah penerima diharapkan bisa menembus 60 ribu siswa.
“Kami optimistis, dengan penambahan SPPG baru dan dukungan lintas sektor, target peningkatan penerima bisa tercapai,” ujar Irfan.
Meski begitu, ia mengakui bahwa untuk mencapai target penuh 150 ribu siswa dibutuhkan waktu, anggaran, dan kesiapan teknis yang lebih matang.
Diketahui, program MBG merupakan kebijakan nasional untuk memperkuat gizi peserta didik dan menekan angka stunting.
Balikpapan menjadi salah satu kota di Kalimantan Timur yang mulai menjalankan program ini sejak awal 2025.
Namun, dengan capaian baru 20 persen dari target, pelaksanaannya masih menyisakan pekerjaan besar bagi pemerintah daerah untuk memastikan setiap anak sekolah benar-benar mendapatkan akses makanan bergizi secara merata. (Han)