Dibaca
3
kali
Legislator Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie (Dok: istimewa)

Marak Kasus Kekerasan di Kalangan Pelajar, DPRD Samarinda Dorong Pembentukan Karakter Anak

Penulis : Ali
 | Editor : Wahyudi
24 May 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Legislator Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, angkat bicara ihwal fenomena kekerasan di Kota Tepian.

Ketua Komisi IV DPRD Samarinda itu mengaku sangar prihatin. Sebab kasus kekerasan meningkat.

Terlebih lagi kasus ini terjadi di kalangan pelajar, SD dan SMP. Misalnya pengeroyokan seorang siswa SD oleh sejumlah pelajar SMP.

Baca Juga: Flyer ucapan Hari Lahir Pancasila oleh Ketua DPRD Samarinda, Helmi Abdullah (dok: @helmiabdullah)Ketua DPRD Samarinda Ajak Masyarakat Tingkatkan Gotong Royong pada Momen Hari Lahir Pancasila

Kasus ini ramai dilihat publik. Dan peristiwa ini dinilai jadi cermin kegagalan sistem pendidikan.

Baca Juga: Sosialisasi Pendidikan Politik yang dilaksanakan Bakesbangpol Kota Samarinda, Senin (30/9/2024) di Aula Kampus Institute of Health Technology and Science Wiyata Husada Samarinda. (aset: puji/katakaltim)Beri Pendidikan Politik, Pemkot Samarinda Sampaikan Urgensi Keterlibatan Mahasiswa dalam Pilkada 2024

Khususnya dalam membentuk karakter anak bangsa secara menyeluruh.

Novan menilai, kenapa itu terjadi, sebab ada indikasi bahwa pendidikan saat ini lebih mengutamakan akademiknya.

“Pendidikan hari ini terlalu fokus pada aspek akademik. Padahal, yang lebih penting adalah pembentukan moral dan karakter, dan itu dimulai dari rumah,” ucap Novan kepada awak media, Jumat 23 Mei 2025.

Minta Sekolah dan Orang Tua Lebih Maksimal

Lebih jauh, Novan meminta supaya masalah ini tidak terjadi lagi, sekolah harus lebih mampu membentuk kepribadian anak.

Kepada orang tua juga, kata Novan, harus lebih maksimal lagi dalam mengembangkan karakter luhur anak.

“Selain sekolah dan orang tua, aparat lingkungan juga punya tanggung jawab menjaga perilaku anak di luar sekolah,” tandasnya.

Kekhawatiran Dewan

Novan bahkan khawatir sama anak-anak yang masih saja berkeliaran di tengah malam. Dan ini tanpa pengawasan.

Tentu saja, situasi ini dapat berpotensi menjadi pemicu meningkatnya kenakalan remaja.

“Termasuk tindak kekerasan,” tandasnya.

Langkah Preventif

Kata dia, langkah preventifnya adalah untuk saat ini dicoba mewacanakan penerapan kebijakan jam malam khusus anak-anak.

Menurut Novan, kebijakan tersebut bisa jadi solusi apabila dirancang melalui musyawarah bersama lintas sektor.

“Kita perlu duduk bersama, merumuskan kebijakan yang berpihak pada perlindungan anak, tanpa harus represif. Jam malam bisa jadi langkah awal,” tegasnya. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >