BONTANG - Partisipasi perempuan dalam proses demokrasi merupakan indikator penting dari kemajuan sosial dan politik di suatu daerah.
Di Kota Bontang, partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam pemilihan umum, telah mengalami penurunan yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Penurunan ini bukan hanya berdampak pada representasi perempuan, tetapi juga mempengaruhi kualitas demokrasi secara keseluruhan.
Tren Penurunan Partisipasi
Data statistik dari beberapa tahun pemilihan terakhir di Kota Bontang menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam jumlah perempuan yang terlibat. Mulai dari tahun 2014 data keterwakilan perempuan menunjukan 12%, kemudian tahun 2019 data keterwakilan perempuan menunjukan 8% selanjutnya data keterwakilan perempuan ditahun 2024 sebesar 4% baik sebagai pemilih maupun sebagai calon dalam pemilihan. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya antara lain:
Baca Juga: 5.000 Lebih Pendukung Iringi Bapaslon “Juara” Daftar ke KPU, Najirah Target Suara 65 Persen
1. Keterbatasan Akses dan Informasi
Banyak perempuan di Bontang yang masih menghadapi keterbatasan akses terhadap informasi yang berkaitan dengan pemilihan umum dan kebijakan publik. Keterbatasan ini sering kali disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang menyasar kelompok perempuan secara efektif.
2. Kendala Sosial dan Budaya
Di beberapa komunitas, norma-norma sosial dan budaya masih menghambat perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Peran tradisional perempuan yang lebih banyak difokuskan pada urusan domestik sering kali mengurangi kesempatan mereka untuk terlibat dalam kegiatan politik dan pengambilan keputusan.
3. Kurangnya Representasi Perempuan
Minimnya jumlah perempuan yang menduduki posisi strategis atau tampil sebagai calon dalam pemilihan juga menjadi faktor yang mengurangi minat dan kepercayaan perempuan untuk terlibat. Ketika perempuan tidak melihat perwakilan mereka dalam posisi kepemimpinan, mereka cenderung merasa bahwa suara mereka tidak signifikan.
Dampak Penurunan Partisipasi Perempuan :
Menurunnya partisipasi perempuan dalam pemilihan dan politik di Kota Bontang membawa dampak yang luas. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kurangnya Perspektif Gender dalam Kebijakan
Ketika perempuan tidak terwakili secara memadai,kebijakan yang dihasilkan cenderung kurang mempertimbangkan perspektif dan kebutuhan khusus perempuan.Hal ini bisa memperlebar kesenjangan gender di berbagai sektor.
2. Melemahnya Demokrasi
Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dari semua kelompok masyarakat, termasuk perempuan.Ketika perempuan tidak berpartisipasi,proses demokrasi menjadi kurang inklusif dan representatif.
3. Kesenjangan Pembangunan:
Kurangnya partisipasi perempuan juga bisa berkontribusi pada kesenjangan dalam pembangunan,baik dalam akses terhadap layanan publik,pendidikan,maupun peluang ekonomi.
Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan:
Untuk membalikkan tren penurunan ini, diperlukan langkah-langkah strategis dan komprehensif, antara lain :
1. Peningkatan Akses Informasi
Perlu ada upaya lebih besar dalam menyediakan informasi yang mudah diakses dan relevan bagi perempuan, terutama dalam hal hak-hak mereka dalam pemilihan dan politik.
2. Pemberdayaan Perempuan
Program-program pemberdayaan yang menargetkan perempuan perlu ditingkatkan,baik dalam bidang pendidikan,ekonomi,maupun politik,agar mereka lebih siap dan termotivasi untuk terlibat.
3. Perubahan Norma Sosial
Perlu ada kampanye yang berkelanjutan untuk mengubah pandangan tradisional yang membatasi peran perempuan hanya pada urusan domestik,dan mendorong keterlibatan mereka dalam ranah publik.
4. Meningkatan Representasi Perempuan
Dukungan terhadap perempuan yang ingin mencalonkan diri dalam pemilihan harus diperkuat, baik melalui kebijakan afirmasi maupun pendampingan teknis.
Partisipasi perempuan dalam politik adalah salah satu pilar penting dari demokrasi yang inklusif dan berkeadilan. Kota Bontang perlu segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi penurunan partisipasi perempuan agar demokrasi di kota ini tetap kuat dan berfungsi dengan baik bagi semua warganya. Saatnya Perempuan Bontang Bangkit dan Berperan Aktif. (*)