Bontang — Neni Moerniaeni kembali menyapa warga dan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di Kelurahan Berbas Tengah pada Kamis 23 Mei 2024.
Bukan hanya pemeriksaan gratis, puluhan warga yang hadir menyambut kedatangan sosok calon Wali Kota Bontang itu mengadukan keluhannya terkait kesehatan dan pembangunan infrastruktur, utamanya peningkatan kualitas pendidikan.
Baca Juga: Respons Laporan Neni, Udin Mulyono: Di mana Letak Pencemarannya?
“Kalau bisa ibu, nanti kami dibantu memperbaharui alat-alat RT. Terkadang kita minta di kelurahan, ini loh yang mau diperbaharui. Dibagusi. Diutamakan. Tapi mereka mengubah dengan seenaknya,” demikian uneg-uneg masyarakat setempat.
Warga juga menyinggung ketidakadilan pembagian Program Keluarga Harapan (PKH). Padahal, kata mereka, penerima PKH telah dirembukkan dan sudah ada harapan warga bakal menerima bantuan itu.
Bahkan lebih jauh dikatakan yang tercacat dulunya ada 19 orang tapi yang disalurkan cuma satu. “Termasuk masalah PKH yang setelah dirembukkan bersama, tapi kok tiba-tiba berubah, sementara orang sudah berharap, tapi kok langsung berubah. Padahal yang tau di wilayah kita kan yaaa kita,” ucapnya menyayangkan.
“Bahkan kemarin itu kita bilang, kalau cuman satu yang dapat sekalian aja nggak usah. Masa dari 100 KK lebih ini yang dapat cuma 1, masuk akal nggak? Padahal banyak yang layak dapat,” tambahnya.
Warga lain meminta kualitas pendidikan di Kota Taman segera ditingkatkan. Terutama beasiswa untuk anak-anak, “Khususnya anak-anak kita yang sedang kuliah,” ucapnya.
Dalam dialognya bersama warga itu, Neni menyampaikan komitmen dirinya membangun Kota Bontang sebagaimana permintaan warga.
Neni mengatakan ke depannya perlengkapan RT bukan hanya stimulan, tetapi bakal digelontorkan sebanyak 200 juta per RT untuk keperluan mendesak warga setempat.
“Jadi gini, program kita ke depan itu kembali kaya dulu lagi. 200 juta per RT. Kalau kita punya 500-an RT berarti hanya 100-an miliar. Nahh 200 jt itu bukan hanya untuk stimulan, tapi juga infrastruktur dan perlengkapan lainnya seperti tenda, kursi, jika ada selokan yang sudah jelek itu kembali bisa diperbaiki,” terangnya.
“Tergantung kesepakatan semuanya, bisa juga untuk agenda-agenda sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Nahh program ini bisa, dulu kita bisa lakukan ini. Dan kita akan kembalikan lagi,” tambahnya.
Lebih jauh Neni mengampaikan pihaknya telah menyiapkan angka spesifikasi penyaluran dana pendidikan yang mencapai 20 persen.
“Puluhan ribu anak-anak Bontang di samping APBD yang cukup banyak. Kalau kita kalikan saja ada 35 ribu sekian anak-anak di Kota Bontang, SD, SMP, SMAN dan Swasta. Kalau saya kasih 1 juta maka itu hanya sekitar 35 miliar saja. Masih tersisa ratusan miliar dari APBD,” katanya.
“Sisanya itu bisa untuk biaya operasional sekolah, bisa membangun infrastruktur sekolah, mensejahterahkan tenaga pendidik dan sebagainya,” sambung Neni.
Ia lebih lanjut menyampaikan program kuliah gratis dengan syarat-syarat tertentu akan dibiayai oleh Pemkot Bontang.
“Satu keluarga miskin harus punya sarjana. Dan itu akan dibiayai oleh pemerintah Kota Bontang. Ini bisa karena sebagian pendidikan sudah gratis, nanti kuliah baru bayar lagi. Nanti dengan beberapa syarat, kita harus gratiskan biaya kuliahnya,” pungkasny. (*)