BONTANG – Meskipun telah dilaksanakan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir, Kecamatan Bontang Utara, khususnya di Kelurahan Api-Api, masih menghadapi sejumlah tantangan besar dalam mengatasi masalah tersebut.
Penanganan yang dilakukan oleh pemerintah setempat dinilai masih belum mencapai hasil yang optimal, meskipun berbagai pembangunan infrastruktur telah dilakukan.
Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Bontang Utara, Rully Adi Putra, menjelaskan bahwa meskipun penanganan banjir telah dilakukan secara masif, dengan pembangunan tanggul, turap, dan penyisiran sungai, permasalahan yang ada jauh lebih kompleks.
Baca Juga: Sampah Bertumpuk Menyumbat Aliran Sungai, TNI dan Warga Setempat Lakukan Pembersihan
"Penanganan di Api-Api sangat massif. Tetapi, masalah banjir tidak hanya bisa dilihat dari satu sisi. Dulu, Bontang tidak banjir karena hutannya masih terjaga. Sekarang hutan berkurang, jadi air dari hulu mencari tempat rendah," kata Rully, Kamis (14/11/2024).
Baca Juga: 5062 KK di Bontang Utara Tunggu Verifikasi Kelayakan Penerima Jargas Rumah Tangga
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah keterbatasan lahan. Banyak proyek infrastruktur yang terkena dampak pembangunan, termasuk rumah warga di sekitar aliran sungai. Beberapa lahan ini harus direkondisi agar sesuai dengan rencana pembangunan turap yang tengah dijalankan.
“Masih ada lahan warga yang terdampak, dan itu yang sedang disepakati untuk solusinya," ujarnya.
Meskipun telah dibangun berbagai fasilitas seperti pintu air dan dilakukan penyisiran sungai untuk mencegah terjadinya banjir, masih terdapat kelemahan dalam infrastruktur yang ada. Air dari
"banjir kiriman" dari daerah lain seringkali tetap masuk, memperparah kondisi banjir di wilayah tersebut.
Rully juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya dari sampah. Kebiasaan membuang sampah sembarangan menyebabkan sungai-sungai di Api-Api tersumbat, yang menambah parahnya banjir.
“Kalau drainase sudah bagus, air hujan yang turun sebenarnya bisa langsung lewat. Namun, saat ada banjir kiriman, jumlah airnya jauh lebih besar,” tambahnya.
Mengenai usulan pembangunan folder sebagai solusi tambahan pengendalian banjir, Rully mengatakan bahwa meskipun wacana tersebut sering terdengar, namun belum ada kepastian dalam hal teknis seperti alokasi lahan dan anggaran.
“Yang jelas, kami terus mengupayakan solusi konkret dan optimal untuk mengatasi banjir ini,” tutup Rully. (Adv)