Wakil Ketua Tim panelis debat kedua Pilkada Kutai Timur sekaligus Akademisi Universitas Mulawarman, Purwandi (aset: agu/katakaltim.com)

Penelis Debat Publik Pilkada Kutim Kecewa atas Jawaban Kedua Paslon

Penulis : Agu
20 November 2024
Font +
Font -

SAMARINDA — Wakil Ketua Tim panelis debat kedua Pilkada Kutim, Purwandi amat menyayangkan jawaban kedua paslon yang tidak konkret.

Dua paslon kepala daerah Kutim saat debat di Samarinda (aset: agu/katakaltim.com)

Dua paslon kepala daerah Kutim saat debat di Samarinda (aset: agu/katakaltim.com)

"Sebenarnya agak kecewa sih dari panelis. Dari beberapa pertanyaan yang kami tulis tidak terambil semua, asumsi kami itu dibacain semua dan dijadikan perdebatan antar paslon," ucapnya saat ditemui sesaat setelah debat berlangsung, di Samarinda, Selasa (19/11/2024).

Dengan mengangkat tema optimalisasi sumber daya non tambang menuju Kutai Timur yang makmur dan merata, ia mengungkapkan tim panelis sudah berusaha memberikan pertanyaan sebaik mungkin pada setiap sub tema.

Baca Juga: Ketua DPD PKS Kutim Warno didampingi pengurus DPD PKS (aset: katakaltim)DPD PKS Akan Deklarasikan Pendamping Ardiansyah Sulaiman di Pilkada Kutim

Dosen Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda itu menyayangkan respons kedua paslon yang kurang dalam menjawab setiap sub tema yang dipilih.

Baca Juga: Ilustrasi debat palson (aset: agu/katakaltim)2 Paslon Kepala Daerah Kutim Baku Debat di Kota Balikpapan, Berikut Panelisnya

"Temanya keren kan non tambang. Dari sub tema itu ke depannya ekonomi apa yang mau dihidupkan. Kami mau tadi muncul visi kedua kandidat yang konkret dari tema yang diangkat," jelasnya.

Purwadi menuturkan hingga saat ini Kutim masih sangat bergantung pada pertambangan. Ia melihat pendapatan asli daerah (PAD) Kutim tidak bisa terdongkrak apabila tak ada pertambangan.

Menurutnya, Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kutim sebesar Rp14,8 triliun, amat tidak sesuai dengan PAD yang hanya Rp200 miliar.

"Kutim dapat rezeki nomplok dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar lima persen yang menjadikan PAD Kutim Rp700 miliar. Itu masih kecil dibanding APBD-nya," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan sektor pertambangan tidak bertahan, Kutim harus segera mencari solusi yang sejalan dengan program nasional tranformasi ekonomi.

"Maksud temanya, mau dikasih apa anak cucu Kutim di 2045. Tapi jawaban kedua kandidat belum ada yang nembak," jelasnya.

Sementara itu, Anggota panelis lainnya Randi Muhammad Gumilang menegaskan para calon pemimpin Kutim saat ini tidak punya pemahaman memadai arah kebijakan dan pengembangan ekonomi non tambang.

Ia menjelaskan tim panelis bukan menyudutkan kedua kandidat atas pertanyaan yang diberikan terkait situasi yang ada di Kutim.

"Kami lebih mengeksplor bagaimana mereka paham realita yang ada di Kutai Timur. Bisa dilihat sendiri jawaban kedua kandidat," ucapnya.

Randi juga menyayangkan kedua kandidat debat Pilkada Kutim yang menggampangkan kegiatan pasca tambang dalam debat tersebut.

"Sebenarnya para paslon ini mengambil gampangnya saja pasca tambang. Bagi saya ini indikasi bahwa kandidat belum punya wacana untuk lepas dari ekonomi non tambang," kata Randi. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >