Ilustrasi HIV/AIDS. Saat ini jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Bontang semakin bertambah. (aset: agu/katakaltim.com)

Pengidap HIV/AIDS di Bontang Melonjak, Begini Rinciannya

Penulis : Redaksi
1 December 2024
Font +
Font -

BONTANG — Kota Tertib, Agamis, Mandiri, Aman, Nyaman, alias Kota Taman, saat ini punya banyak masalah kesehatan. Salah satunya adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, dikutip katakaltim Minggu (01/12/2024), pengidap HIV dari tahun ke tahun cenderung alami kenaikan.

Sejak 2018, penyakit ganas itu menjangkiti 46 orang. Meningkat jadi 54 di tahun 2019. Namun 2020 mengalami sedikit penurunan, yaitu 44.

Baca Juga: Ratusan knalpot brong disita Polres Bontang (foto:ayb/katakaltim)Konferensi Pers Satlantas Polres Bontang, Ratusan Knalpot Brong Disita

2021 kembali mengalami penurunan menjadi 35 kasus. Naik sedikit di 2022 dengan jumlah 38 kasus, dan kembali naik di tahun 2023, bahkan melonjak, mencapai 130 kasus. Peningkatan ini, tidak pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Wali Kota Bontang terpilih Neni Moerniaeni saat melakukan pengobatan gratis di Kota Bontang. (aset: agu/katakaltim.com)Neni Moerniaeni Imbau Warga Bontang Tidak Mendiskriminasi Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS

Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe saat ditemui beberapa waktu laku menerangkan masalah ini bukan hanya masalah petugas kesehatan.

“Penanganan HIV AIDS itu kan bukan hanya Dinas Kesehatan. Kalau misalnya ada pasien ya pasti kita lakukan pengobatan maksimal. Kita harus lakukan apa yang bisa dilakukan,” ucapnya.

Kadis menerangkan sebagian banyak kasus datang dari luar. Kemudian di Bontang terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan.

“Kalau pun dikatakan meningkat, tapi tidak terlalu signifikan. Tapi sekali lagi, kata orang, di Bontang itu ‘banyak gulanya’. Sebenarnya kasus-kasus ini tidak didapatkan di Bontang. Tapi orang luar masuk ke Bontang. Lalu di sini dideteksi,” terangnya.

Lebih jauh Mabe menerangkan perkara itu lebih banyak pada persoalan etika seseorang. Apalagi bagi para pekerja yang berpindah-pindah, katanya, bisa lebih rentan.

“Nahhh ini kan persoalan lintas kabupaten. Nginap di luar dan lain-lain. Biasanya karena jauh dari keluarga, misalnya, mereka melakukan hubungan tertentu yang barangkali membuat mereka mengidap itu,” tuturnya terkekeh.

Diketahui, tepat pada Minggu (01/12/2024) Hari AIDS sedunia diperingati. Ini menjadi momentum global untuk meningkatkan kesadaran, solidaritas, dan dukungan terhadap individu yang hidup dengan HIV/AIDS. (*)

Font +
Font -