Rocky Gerung saat ditemui wartawan, usai memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Senin (17/2/2025). (Dok: galang/katakaltim)

Rocky Gerung: Kampus Menambang Pikiran Bukan Batubara

Penulis : Ali
 | Editor : Wahyudi Yunus
18 February 2025
Font +
Font -

SAMARINDA - Kritikus yang terkenal karena kecerdasannya menelaah kebijakan-kebijakan pemerintah, Rocky Gerung berkunjung ke Samarinda, Senin 17 Februari 2026.

Pengamat politik dan filsuf ini hadir di Samarinda dalam rangka memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Di hadapan wartawan, usai memberikan kuliah umum, Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait beberapa kebijakan pemerintah yang menurutnya keliru. Diantaranya terkait efisiensi anggaran dan revisi UU Minerba.

Baca Juga: Program MBG Terlaksana, 3.300 Siswa Penerima Manfaat di Balikpapan

Terkait revisi UU Minerba, dimana kampus diberikan kewenangan mengelola Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Menurut Rocky, kampus sebagai laboratorium pengetahuan mestinya fokus mengkaji ilmu agar melahirkan insan-insan akademis, bukan malah menambang sumber daya alam.

Baca Juga: Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar dialog bertajuk “Refleksi Akhir Tahun: Upaya Membaca Indonesia ke depan”. Menghadirkan narasumber Rocky Gerung. Berlangsung pada Jumat (06/12/2024) sore, di Kota Samarinda. (aset: agu/katakaltim.com)KAHMI Kaltim Hadirkan Rocky Gerung di Samarinda, Singgung Bahlil dan Gus Miftah

''Kampus tuh harus menambang pikiran, bukan menambang Batubara,'' ucapnya kepada wartawan.

Selain itu, Rocky juga mengomentari kebijakan Presiden Indonesia, Prabowo, soal efesiensi anggaran. Dimana pemerintah memangkas anggaran APBN sebesar Rp750 triliun.

Ini berakibat ke sejumlah kementerian dan lembaga, termasuk yang membidangi pendidikan, sehingga menimbulkan gejolak dari elemen mahasiswa di berbagai penjuru Indonesia.

Rocky mengatakan, efesiensi anggaran memberi dampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi karna keterbatasan uang yang beredar.

''Semua yang di efesiensi, pada akhirnya membatalkan pertumbuhan ekonomi, jadi efesiensi artinya tidak ada uang yang beredar, akibatnya ekonomi mandek lah,'' terangnya.

Disinggung soal tiga tahapan efesiensi, Rocky pesimis dan menganggap perekonomian akan jauh lebih buruk dari saat ini.

''Satu tahap aja mandek, yah tiga tahap jeblok,'' pungkasnya. (Galang)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >