Dibaca
8
kali
Petugas DLH memilah sampah plastik, dukung gerakan Sedekah Sampah di Balikpapan.( dok: hlm/KK).

Sedekah Sampah: Upaya DLH ajak warga kurangi sampah dari rumah.

Penulis : Han
30 June 2025
Font +
Font -

Balikpapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus menggalakkan kesadaran lingkungan masyarakat melalui program “Sedekah Sampah”. Program ini menjadi salah satu strategi pengurangan sampah rumah tangga, khususnya sampah plastik, yang dinilai masih menjadi persoalan serius di kota ini.

Pada tahap awal, DLH telah menyiapkan sebanyak 200 unit kotak sedekah sampah yang akan ditempatkan di berbagai RT dan kelurahan di Balikpapan. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari edukasi publik agar terbiasa memilah sampah sejak dari rumah.

“Program ini lahir dari pemikiran sederhana. Mungkin tidak semua orang bisa bersedekah dalam bentuk uang, tapi hampir setiap rumah punya sampah plastik yang bisa disumbangkan. Itu nilai ekonominya ada,” jelas Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, Senin (30/6/2025).

Kotak-kotak sedekah sampah tersebut berbahan kawat dan dibuat terbuka agar masyarakat mudah mengenali fungsinya. Menurut Sudirman, model ini terbukti lebih mudah dipahami dibandingkan sistem pemilahan tiga warna yang selama ini diterapkan namun masih kurang efektif.

“Warga bisa langsung melihat isinya, jadi tahu bahwa kotak ini khusus untuk plastik. Ini lebih sederhana tapi efisien,” katanya.

Ia menambahkan, program ini sudah berjalan di beberapa wilayah sebagai pilot project, salah satunya di Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kampung Bungas. Di sana, pihak RT dan kelurahan telah menempatkan kotak kawat sebagai tempat sedekah sampah plastik, yang kemudian dikumpulkan secara kolektif.

Tak hanya mengandalkan APBD, DLH juga mengajak sektor swasta untuk ikut ambil bagian melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Beberapa perusahaan, termasuk Pertamina, telah diajak berdiskusi untuk mendukung pengembangan program ini.

“Jumlah RT di Balikpapan ada sekitar dua ribu. Jadi kalau kita ingin gerakan ini menyeluruh, kolaborasi dengan dunia usaha sangat penting,” imbuhnya.

Lebih jauh, Sudirman menegaskan bahwa inisiatif ini juga menjadi bagian dari upaya kota untuk memenuhi target nasional pengurangan sampah sebesar 50 persen pada akhir 2025, sebagaimana yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Saat ini kita baru bisa menekan volume sampah sekitar 120 ton per hari dari total 500 ton. Artinya, masih ada 20 persen lagi yang harus kita kejar bersama-sama,” paparnya.

Ia menegaskan bahwa perubahan pola pikir dan kebiasaan menjadi kunci. Menurutnya, memilah sampah bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal kejujuran dan konsistensi.

“Kalau kita mau jujur pada diri sendiri, mulai dari hal kecil di rumah, dampaknya akan luar biasa. Ini bukan sekadar gerakan lingkungan, tapi juga membentuk karakter warga,” katanya.

DLH juga berharap peran media dan komunitas lokal turut aktif menyuarakan gerakan ini, sehingga kesadaran masyarakat terus tumbuh.

“Tidak mungkin pemerintah jalan sendiri. Semua harus terlibat kalau kita ingin mencapai target pengurangan sampah hingga 100 persen pada 2029,” tutupnya.

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >